Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Simpang Siur, Sandiaga Beberkan Isi Pertemuannya dengan Romahurmuziy

Kompas.com - 21/04/2018, 22:20 WIB
Jessi Carina,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno membeberkan isi pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy.

Dia tidak ingin ada analisa simpang siur bahwa ingin menawarkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Joko Widodo.

"Jadi begini ya, saya klarifikasi. Pertama, Pak Rommy (Romahurmuziy) dan saya bicara tentang DKI. Kedua, setelah selesai tentang DKI, beliau menanyakan ke saya justru 'itu benar ketemuan Pak Luhut sama Pak Prabowo di restoran Jepang?' Saya bilang saya tidak ada di sana," kata Sandiaga di Pulau Bidadari, Sabtu (21/4/2018).

Kata Sandi, Rommy kemudian bertanya lagi apakah opsi Jokowi berdampingan dengan Prabowo dibahas dalam pertemuan itu. Lagi-lagi Sandi mengaku menjawab tidak tahu karena tidak berada di sana. Sandi pun mengatakan bahwa sebenarnya ide memasangkan Prabowo dan Jokowi pernah dibahas di internal Gerindra.

"Tapi pemikiran itu pernah dibahas di Gerindra karena pernah ditawarkan berkali-kali," ujar Sandiaga.

Namun, pada 11 April lalu kader Gerindra sudah memberi mandat kepada Prabowo sebagai capres. Prabowo juga sudah menerima mandat itu. Jawaban Sandiaga menyiratkan bahwa opsi Prabowo berdampingan dengan Jokowi pun tidak masuk hitungan lagi.

Pertemuannya dengan Rommy pun hanya untuk menjalin silaturahim yang baik saja. Sandi mengatakan, dia dan Rommy sepakat dalam beberapa hal.

"Hal apa? Satu, ekonomi enggak jalan. Kedua, lapangan kerja susah. Harga-harga melonjak. Biaya hidup tinggi. Itu Pak Rommy juga setuju. Jadi saya bilang kita sebagai yang muda sudah sepakat," kata Sandiaga.

Kata Sandi, dia dan Rommy pun sama-sama berharap pemerintahan hasil Pilpres 2019 nanti sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia. Menurut dia, pembicaraan semacam itu justru lebih penting dalam hal komunikasi politik.

Kini, Partai Gerindra telah menyerahkan semua kepada Prabowo. Sandiaga mengatakan tidak ada kader yang berwenang untuk memaksakan siapa yang akan menjadi wakilnya.

"Saya bilang saya tidak punya sama sekali kekuasaan unuk mengajukan siapa cawapres, siapa yang capres," ujar dia.

Sandi hanya menjalankan mandat yang diberikan kepada dia yaitu menjalin komunikasi dengan calon-calon partai koalisi. Partai koalisi yang diajak berkomunikasi tidak terbatas pada yang sudah memberi sinyal dukungan kepada Gerindra saja. Namun juga partai yang memiliki pendapat sama dengan Gerindra.

"Jadi baik yang sudah memberikan sinyal dukungan kepada kita, maupun juga kepada yang masih melihat keadaan ekonomi yang kurang baik," ujar Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com