JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri disebut sebagai Kartini Indonesia 2018.
Peristiwa itu terjadi usai Rachmawati menjadi pembicara kunci di diskusi bertajuk "2019 Presiden Harapan Rakyat", di kawasan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).
Seorang pembawa acara meminta Rachmawati untuk tetap berada di atas panggung. Kemudian pembawa acara itu mengundang penggagas acara diskusi Habib Umar Al-Hamid untuk menyematkan sebuah selempang di bahu Rachmawati.
Selempang itu bertuliskan "Kartini Indonesia 2018".
"Kami anugerahkan penghargaan Kartini Indonesia 2018, karena selama ini Ibu Rachmawati dekat dan memperjuangkan aspirasi rakyat," ujar si pembawa acara.
(Baca juga: Rachmawati Soekarnoputri: Dari Dulu Saya Memang Tukang Kritik)
Setelah penyematan selempang, pembawa acara pun mengajak seluruh peserta untuk berdiri dan menyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini".
Sontak seluruh peserta pun bernyanyi lagu ciptaan Wage Rudolf Soepratman itu. Sebagian peserta bernyanyi sambil melambaikan tangan.
Putri Presiden pertama RI Soekarno ini memang memiliki kiprah politik yang unik.
Saat kakaknya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadi sosok yang mengantar Joko Widodo menjadi presiden, Rachmawati malah memilih untuk menjadi oposisi.
Tidak hanya itu, Rachmawati bahkan pernah ditetapkan sebagai tersangka dugaan adanya pendana dalam rencana aksi makar.
(Baca juga: Rachmawati: Ada Upaya Membenturkan Golongan Agama dengan Pancasila)
Selain Rachmawati, Polri juga menetapkan Kivlan Zein, Ratna Sarumpaet, Adityawarman, Eko, Alvin, dan Firza Huzein sebagai tersangka. Mereka disangka melanggar Pasal 107 juncto Pasal 110 jo Pasal 87 KUHP.
Dalam kasus ini, penyidik Polri menemukan bahwa ketujuh tersangka berupaya memanfaatkan ruang kebebasan untuk melahirkan ide atau gagasan berbau hasutan yang bisa disalahartikan, yang dapat menggulirkan reaksi dan pendapat orang lain.