JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menantang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar untuk berdebat dengan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy.
Hal itu disampaikan Arsul menanggapi pernyataan Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid yang membandingkan kualitas Romahurmuziy dengan Muhaimin sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi.
"Biar kontestasi partai atau jabatan publik tak berbasis hal yang sifatnya nyinyir, PPP ajak agar ada debat publik antara Ketum PKB dengan Ketum PPP terkait isu nasional, seperti ekonomi dan pembangunan, teknologi, masalah sosial politik dan kebangsaan di hadapan panel ahli," kata Arsul melalui pesan singkat, Rabu (18/4/2018).
Arsul menambahkan, Muhaimin justru tidak berani saat hendak diadu dengan Romahurmuziy dalam sebuah acara televisi swasta beberapa waktu lalu.
Saat itu, kata Arsul, Muhaimin beserta pengurus PKB menolak untuk diadu dengan Romy, sapaan Romahurmuziy, sesampainya di sana.
(Baca juga: PPP: PKB Jangan Paksakan Cak Imin Jadi Cawapres Jokowi)
Ia pun mempersilakan wartawan mengkonfirmasi kejadian ini kepada sejumlah panelis yang telah hadir. Di antaranya ialah pakar hukum pidana Asep Iriawan, pengamat politik J Kristiadi, budayawan Sujiwo Tejo, dan pengamat politik Siti Zuhro.
"Jadi PPP ingin ajak PKB berkontestasi dengan cara yang memberikan pencerahan kepada rakyat. Caranya ya mari beradu konsep dan pemikiran dalam debat publik di hadapan panel ahli, biar kelihatan kualitas intelektual masing-masing," kata Arsul.
Sebelumnya Jazilul menilai Romy masih malu-malu untuk mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi.
(Baca: Wasekjen PKB: Kalau Ketum PPP Mau Jadi Cawapres Sampaikan Saja)
Menurut dia, semestinya Romi, sapaan Romahurmuziy, juga mendeklarasikan diri sebagai cawapres seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Kalau memang mau menjadi (cawapres) katakan saja, sampaikan saja, PKB juga ikut apresiasi. Kami juga memberikan apresiasi. Enggak usah malu-malu, harus diungkapkan," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/4/2018).