JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto enggan menjelaskan apa topik yang akan dibahas nanti dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Meskipun belum diketahui waktu dan tempatnya, Wiranto akan bertemu SBY pada Rabu (18/4/2018) ini.
Namun, Wiranto menyebut, pertemuan dengan SBY itu dilakukan dalam rangka membangun demokrasi.
"Saya kan selalu mengatakan, daripada belum-belum kita bicara di media sosial, lebih baik kita bertemu dululah. Supaya ada kesinambungan pemikiran, sharing ide dan gagasan untuk membangun demokrasi yang benar dan elegan," ujar Wiranto saat dijumpai di gedung Bidakara, Jakarta, Rabu pagi.
(Baca juga: Wiranto Bertemu SBY)
Wiranto melanjutkan, komunikasi dengan elite partai politik sangat penting untuk membangun demokrasi di Indonesia.
"Agar ada komunikasi, ada pengertian bahwa tanpa kebersamaan, tidak mungkin kita bisa membangun demokrasi yang sehat di republik ini. Kalau masing-masing enggak pernah bertemu, enggak pernah koordinasi, apa jadinya wajah demokrasi kita?" lanjutnya.
Wiranto mengatakan, ke depan, ia tidak hanya menemui SBY. Semua petinggi partai politik di Indonesia juga akan dijalin silaturahim.
"Bukan untuk kampanye, melainkan bagaimana tugas saya sebagai menteri koordinator politik ini bisa dijalankan dengan baik," ujarnya.
(Baca juga: Pertemuan SBY dan Wiranto Bahas Situasi Jelang Pemilu 2019)
SBY sebelumnya menyampaikan sejumlah harapan terhadap pelaksanaan Pemilu 2019 melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono.
"Hari ini, 17 April 2018, tepat satu tahun sebelum pemungutan suara Pemilu 2019. Countdown Election 2019 *SBY*," tulis SBY.
Ia berharap Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 berlangsung aman, tertib, jujur, dan adil. Ia meminta setiap peserta pemilu bertanding secara ksatria.
"Semoga 'black campaign' & 'character assasination' tidak menjadi-jadi. Semoga tahun ini tidak dipenuhi 'hoax', 'hate speech', & intimidasi *SBY*," lanjutnya.
Tidak hanya itu, SBY juga berharap semoga yang berlaku bukan "hukum rimba", di mana yang kuat pasti menang dan yang lemah pasti kalah, tidak peduli salah atau benar.
"Semoga penegak hukum (kepolisian, kejakaaan, & KPK) tidak 'kesusupan' agen-agen politik. Semoga intelijen juga tidak jadi alat politik *SBY*," tulis SBY lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.