JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono memprediksi, duet Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak akan terwujud pada Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Agung menanggapi informasi bahwa Jokowi menawari Prabowo Subianto posisi calon wakil presiden (cawapres).
"Saya tidak melihat bahwa ada celah ke sana. Kan sudah begitu lama berkompetisi. Saya kira tidak berakhir di posisi seperti itu," kata Agung di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (17/4/2018) malam.
Baca juga: Gerindra Sebut Tutup Pintu untuk Capres Selain Prabowo, Termasuk Gatot
Agung mengatakan, sejak awal Prabowo menginginkan menjadi presiden sehingga tawaran cawapres dari Jokowi menjadi tak menarik bagi mantan Danjen Kopassus itu.
Prabowo juga telah berupaya mengikuti pemilu sejak 2004 melalui konvensi Partai Golkar.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh, arahnya enggak ke sana," lanjut Agung.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengungkapkan, Jokowi menanyakan pendapatnya jika ia menggandeng Prabowo sebagai cawapres pada Pilpres 2019.
Baca juga: Jika Jokowi Vs Prabowo Lagi, Demokrat Akan Dukung Jokowi
Hal ini disampaikan Romy saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018).
Romi mengaku menyambut baik ide Jokowi tersebut. Prabowo, kata Romi, juga mengapresiasi tawaran Jokowi.
Romi menyampaikan, saat itu Prabowo merasa terhormat karena mendapatkan tawaran dari Jokowi untuk menjadi cawapres.
Ia mengatakan, dua pekan yang lalu, Prabowo mengirim utusan ke Jokowi untuk menanyakan kelanjutan tawaran cawapres.
Namun, kata Romi, Jokowi belum bisa menjawab karena masih harus mendengar masukan dari semua ketua umum parpol yang beberapa di antaranya masih berada di luar negeri atau masih disibukkan urusan partai.