Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median: Elektabilitas Tertinggi, Posisi Jokowi Belum Aman

Kompas.com - 16/04/2018, 15:03 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Mayoritas masyarakat ingin 2019 Indonesia Indonesia memiliki presiden baru. Hal ini terlihat dari survei Media Survei Nasional (Median) 24 Maret-6 April 2018.

Survei awalnya mengukur elektabilitas setiap calon.

Melalui metode semiterbuka, survei bertanya kepada responden, "Jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, siapakah yang Anda pilih menjadi Presiden RI?".

Responden disodorkan 45 pilihan nama. Namun, responden juga bisa menyebutkan tokoh pilihannya jika tak ada dalam daftar 45 nama yang disediakan.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun

Hasilnya, Jokowi sebagai petahana berada di urutan teratas dengan 36,2 persen.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi penantang terkuatnya dengan meraih 20,4 persen.

Sementara calon lainnya tak ada yang mendapatkan suara di atas 7 persen. Responden yang belum menentukan pilihan juga cukup besar, yakni 14,8 persen.

Direktur Riset Median Sudarto mengatakan, jika dilihat secara kasat mata, elektabilitas Jokowi sebagai petahana memang masih paling tinggi dengan angka 36,2 persen. 

Baca juga : Survei Median: Prabowo Ditinggal Pendukungnya jika Berpasangan dengan Jokowi

Akan tetapi, ia mengingatkan, angka tersebut belum aman.

"Sebab, ada 63,8 persen responden yang belum memilih Jokowi," kata Sudarto saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Jokowi lanjut memimpin atau diganti?

Survei ini juga mengajukan pertanyaan yang berbeda kepada responden: "Apakah pada 2019 nanti sebaiknya Joko Widodo lanjut memimpin lagi menjadi Presiden RI atau sebagainya digantikan dengan tokoh lain?".

Hasilnya, 46,37 persen responden memilih Jokowi diganti tokoh lain pada 2019. Sementara 45,22 persen responden yang ingin Jokowi kembali memimpin.

Sebanyak 8,41 persen responden lainnya tak menjawab.

Baca juga: PPP Anggap Peluang Duet Jokowi-Prabowo Masih Terbuka

Sudarto mengatakan, lebih banyaknya angka responden yang ingin Jokowi diganti karena ada ketidakpuasan, khususnya di bidang ekonomi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com