JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta, dokter Hafil Budianto Abdulgani, tak berada di Jakarta saat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto dilarikan ke rumah sakit akibat kecelakaan.
Saat itu, Hafil mengaku, menghadiri kongres ahli bedah jantung se-Asia di Melbourne, Australia, sejak 15 November 2017.
Ia baru kembali ke Indonesia pada 25 November 2017.
Meski tak berada di kantor, ia mendapat laporan dari bawahannya. Saat Novanto dibawa ke rumah sakit, Hafil mendapat pesan dari Pelaksana Tugas Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau, dokter Alia.
(Baca juga : Dokter Ini Merasa Ada 7 Kejanggalan dalam Data Visum Setya Novanto)
Saat itu, Alia melaporkan, pengacara Novanto meminta kliennya dirawat di RS Medika Permata Hijau.
Hafil heran karena tidak biasanya bawahannya memberitahu jika ada pasien yang akan dirawat dan memesan kamar.
"Kenapa harus direktur yang diminta persetujuan mengenai pasien yang membutuhkan perawatan?" ujar Hafil saat bersaksi dalam sidang dengan terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/4/2018).
Hafil mengatakan, pimpinan rumah sakit telah memberi kewenangan pada Alia mengenai masalah perawatan pasien.
Menurut dia, siapapun yang kondisinya perlu dirawat, silakan saja.
(Baca juga : 9 Poin Menarik dari Kesaksian Perawat dan Sekuriti soal Setya Novanto)
Setelah itu, mulai muncul berita di berbagai media soal kecelakaan Novanto. Hafil baru membaca berita itu belakangan karena padatnya jadwal di luar negeri.
Ia juga melihat video kecelakaan Novanto dan beberapa berita soal kejanggalan-kejanggalan dalam kecelakaan itu.
Setelah memahami apa yang terjadi di Jakarta, ia mencoba menghubungi dokter Alia. Namun, berhari-hari dia tak bisa menghubungi Alia.
Akhirnya, dokter Alia merespons pada 21 November 2017.
Hafil meminta Alia menjelaskan apa yang terjadi di rumah sakit itu.
(Baca juga : Fredrich Keluhkan Sarapan Kacang Hijau dan Ditumpuk seperti Ikan Asin di Rutan)
Sepulangnya dari luar negeri, Hafil menerima berita acara tertulis dari dokter, perawat dan para staf mengenai Setya Novanto.