Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memprediksi "Rematch" Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019

Kompas.com - 13/04/2018, 12:57 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Mandat tersebut diberikan Gerindra kepada Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra yang berlangsung di rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Namun, kepastian Prabowo maju sebagai capres membutuhkan dukungan dari dua partai yang kemungkinan besar berkoalisi dengan Gerindra, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

(Baca juga: Jokowi vs Prabowo di Pilpres 2019, PSI Berharap Tak Ada Hoaks dan Fitnah)

Dalam Rakornas Prabowo sempat meminta Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk memberikan dukungan.

Lantas, apakah pertarungan sengit Presiden Joko Widodo melawan Prabowo pada Pilpres 2014 kembali terjadi pada Pilpres 2019 mendatang?

 

Injury Time

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menilai, mandat atau ikrar Partai Gerindra yang diberikan kepada ketua umumnya Prabowo Subianto pada saat Rakornas belum bisa dijadikan faktor untuk melihat konstelasi politik di Pilpres 2019.

Menurut Yunarto, meski Gerindra telah memberi mandat dan menyatakan dukungan, namun belum bisa dipastikan Prabowo untuk maju sebagai capres menghadapi Presiden Joko Widodo.

"Jadi ikrar atau sinyal yang diberikan internal Gerindra tidak serta merta memastikan konstelasi 2019 prabowo akan maju. Kita tahu dalam fenomena pilkada atau pilpres, masa injury time itu adalah masa yang paling menentukan," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat ditemui di Rakernas Partai Golkar, Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/3/2018).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat ditemui di Rakernas Partai Golkar, Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/3/2018).

"Dan menurut saya sebelum ada pendaftaran di KPU menurut saya belum tentu Prabowo bisa dikatakan maju," ucapnya.

(Baca juga: Gerindra Yakin Prabowo Tak Kesulitan Hadapi Jokowi pada Pilpres 2019)

Yunarto berpendapat saat ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meyakinkan Prabowo maju sebagai capres.

Untuk mengusung Prabowo, Gerindra masih membutuhkan dukungan setidaknya satu partai dalam memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan untuk membentuk koalisi. Bahkan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sejak awal memberi sinyal akan merapat ke Gerindra.

"Saya pikir itu masih jadi tanda tanya ya," kata Yunarto.

Selain itu, Prabowo juga masih terganjal dengan faktor elektabilitas. Beberapa hasil survei menunjukkan posisi Prabowo masih stagnan dan jauh di bawah elektabilitas Jokowi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com