JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah anggapan bahwa faktor logistik menjadi hambatan dalam memastikan pencalonan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai capres pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Muzani mengatakan, persoalan logistik tak jadi masalah sebab dipastikan Gerindra akan mendukung penuh Prabowo. Di sisi lain Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memberikan sinyal untuk berkoalisi.
"Bagaimana cara meragukannya, yang meragukan itu kalau enggak ada partai, partai kan sudah ada," ujar Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).
(Baca juga: Gerindra Yakin Prabowo Tak Kesulitan Hadapi Jokowi pada Pilpres 2019)
Muzani menjelaskan, faktor logistik dalam pencapresan bukan menjadi hal yang utama.
Menurut dia, logistik akan terpenuhi jika satu partai atau gabungan beberapa partai telah menyatakan dukungan.
Dengan adanya dukungan dari partai Gerindra, kata Muzani, Prabowo telah memiliki modal untuk maju. Tak hanya logistik tapi juga modal secara elektoral.
"Kemudian kita memerlukan waktu untuk mencari kawan koalisi untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan yang diatur oleh UU Pemilu bahwa calon presiden dan wakil presiden diusung oleh parpol atau gabungan parpol yang mencapai 20 persen dari kursi DPR," kata Muzani.
"Kalau sudah ada partai, cukup 20 persen, maka itu akan dinyatakan sah oleh KPU. Berapapun duitnya kalau enggak ada partai bagaimana? Begitu," ucapnya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya berpendapat, saat ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meyakinkan Prabowo maju sebagai capres.
(Baca juga: Gerindra Pertimbangkan Figur Cawapres Prabowo dari Kader PKS)
Untuk mengusung Prabowo, Gerindra masih membutuhkan dukungan setidaknya satu partai dalam memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan untuk membentuk koalisi. Bahkan dari Partai Keadilan Sejahtera yang sejak awal memberi sinyal akan merapat ke Gerindra.
"Saya pikir itu masih jadi tanda tanya ya," kata Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).
Faktor lainnya yakni terkait soal logistik. Menurut Yunarto, selama koalisi pendukung Prabowo terbentuk maka persoalan logistik belum bisa ditentukan.
Selain itu, Prabowo tercatat sudah dua kali menjadi mencalonkan diri, yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014 sebagai capres.
"Dan itu menurut saya membutuhkan kesepakatan tersendiri juga. Jadi menurut saya yang terjadi di Hambalang (Rakornas Gerindra) tidak memastikan apa-apapun," tuturnya.