JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengakui bahwa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bisa saja bergabung ke barisan pendukung Prabowo Subianto jika gagal menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo.
Menurut Daniel, segala kemungkinan masih terbuka sampai pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum pada Agustus 2018 mendatang.
"Sebelum dia mendaftarkan ke KPU (bisa berubah haluan). Itu tidak hanya kami, seluruh partai seperti itu," kata Daniel di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Muhaimin sebelumnya menyatakan bahwa PKB sudah resmi mendukung Jokowi berpasangan dengan dirinya pada Pilpres 2019.
(Baca juga: Klaim Jadi Penentu Pilpres, PKB Harap Jokowi Gandeng Muhaimin)
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu bahkan sudah meresmikan posko relawan "Join", akronim dari Joko Widodo–Muhaimin, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Menurut Daniel, dukungan PKB terhadap Jokowi-Muhaimin tinggal diformalkan dalam deklarasi. Namun, berdasarkan masukan para ulama yang ditemui Cak Imin, deklarasi belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Para ulama banyak yang memberikan pesan agar deklarasi jangan terburu-buru. Bagi PKB, saat ini yang penting bergerak saja dengan seperti sukarelawan Join, Jokowi-Cak Imin, itu lebih konkret sebenarnya," kata Daniel.
(Baca juga: Siap-siap Pilpres 2019, Cak Imin Resmikan Posko Join, Jokowi-Muhaimin)
Daniel mengatakan, idealnya deklarasi resmi dukungan terhadap Jokowi-Muhaimin baru akan dilakukan pada Juni. Pada saat itu, hasil dari pilkada serentak di 108 daerah sudah diketahui dan bisa menjadi acuan.
"Karena bagaimanapun partai yang sudah deklarasi saat ini juga masih bisa berubah sampai 4 Agustus (pendaftaran ke KPU)," ujar dia.
Sementara itu, Muhaimin enggan berandai-andai bagaimana jika Jokowi dan parpol koalisi lebih memilih calon lain ketimbang dirinya. Muhaimin meyakini, Jokowi dan partai koalisi pendukung lain bersedia menerimanya sebagai cawapres.
"Kami yakin bersedia," kata Cak Imin.