JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengancam akan melakukan "serangan balik" terhadap Uni Eropa atas rencana pembatasan penggunaan produk turunan crude palm oil (CPO) berupa biodiesel.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk tidak membeli pesawat buatan Eropa, Airbus, dan Boeing buatan Amerika Serikat.
Hal itu akan dilakukan jika kebijakan pembatasan produk turunan CPO berupa biodiesel tersebut tetap direalisasikan oleh Uni Eropa.
Baca juga : JK: Kalau Trump Halangi CPO Kita Masuk AS, Kita Kurangi Impor Kedelai
"Kalau ini terus berkembang, maka kami berada dalam posisi bukan tidak mungkin kami akan menghentikan itu juga," kata Enggar di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin (9/4/2018).
Selain itu, kata Enggar, Indonesia juga akan melarang perdagangan ikan dari Norwegia.
"Kalau mereka memulai seperti itu. Saya juga akan melarang (perdagangan) ikannya (Norwegia)," tegas Enggar.
Enggar mengungkapkan, Uni Eropa bersikukuh tidak akan membatalkan rencananya meski Indonesia telah memenangkan beberapa gugatan.
"Di satu sisi, kami sudah menang di beberapa perkara. Tapi mereka tetap bersikeras sampai dengan 2021 biodiesel dikeluarkan dari sana, Uni Eropa," jelas Enggar.
Baca juga : Asosiasi Petani: Lawan Uni Eropa dengan Boikot dan Stop Ekspor CPO
Enggar mengakui, dampak pembatasan ekspor CPU tersebut sangat merugikan Indonesia.
"Kerugiannya besar lah. Kami tidak mau itu terganggu. Kalau kami diganggu, kami juga bisa ganggu. Begitu saja," ujar politisi Partai NasDem tersebut.
Sebelumnya, dalam voting pada 18 Januari 2018, Uni Eropa menyetujui proposal UU Energi Terbarukan yang di dalamnya termasuk larangan penggunaan minyak sawit atau CPO untuk biodiesel mulai tahun 2021.
Pelarangan dilakukan karena Uni Eropa menilai CPO masih menimbulkan banyak masalah, dari deforestasi, korupsi, pekerja anak, sampai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).