JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, putusnya pipa minyak PT Pertamina (Persero) di Teluk Balikpapan, menyebabkan potensi kerugian hingga 200.000 barel per hari (bph).
"Ada sekitar 200.000 barrel per hari," kata Arcandra di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Arcandra mengatakan, Pertamina harus secepatnya mengatasi hal ini. Sebab, kebutuhan BBM dari produksi kilang di sana cukup besar.
"Sehingga kita berharap kilang bisa berfungsi sedia kala," kata dia.
Namun, Arcandra tetap meminta Pertamina menangani sesuai prosedur yang berlaku. Yang terpenting, kata dia, harus dibersihkan dulu minyak yang sudah terlanjur tumpah ke teluk Balikpapan.
Baca juga : Ada Minyak Tumpah di Perairan Balikpapan Sebelum Api dan Asap Muncul
"Sehingga efek negatif dari tumpahan minyak kita bisa minimalkan. Tentu kita concern terhadap tumpahan minyak ini," kata dia.
Mengenai sanksi, Arcandra belum dapat memutuskan karena kejadian tersebut masih dalam penyelidikan pihak berwenang.
Pertamina Refinery Unit V Balikpapan akhirnya mengakui tumpahan minyak di Teluk Balikpapan berasal dari kebocoran pipa milik Pertamina yang putus dari arah perairan Lawe-lawe Penajam Paser Utara (PPU), Rabu (4/4/2018).
Direktur Kriminal Khusus Polda Kaltim, Komber Pol Yustan Alpiani mengatakan, Polda Kaltim masih menyelidiki penyebab putusnya pipa berdiameter 20 inch dengan tebal 12 mm milik Pertamina yang mengakibatkan tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Diketahui, pipa tersebut berada di kedalaman 25 meter.