JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menaruh kepercayaan kepada pimpinan baru Mahkamah Konstitusi (MK). Seperti diketahui, Senin (2/4/2018), MK secara resmi dipimpin oleh Anwar Usman sebagai ketua dan Aswanto sebagai wakil ketua periode 2018-2020.
"Dua hakim itu ya tentu bukan malaikat, tetapi kita harap hakim yang baik," ujarnya usai menghadiri acara pengucapan sumpah ketua dan wakil ketua MK di Gedung MK, Jakarta.
Kalla menilai, bila ada hakim MK yang tersangkut kasus korupsi, maka itu bukanlah gambaran dari kebobrokan MK secara lembaga. Namun, menurutnya, hal itu lebih kepada personal hakim.
Bila melihat ke belakang, MK punya pengalaman gelap. Pada 2013, Ketua MK saat itu, Akil Mochtar tertangkap tangan oleh KPK menerima suap sengketa Pilkada. Ia lantas dijatuhi hukuman seumur hidup.
Baca juga : Tolak Mundur, Arief Hidayat Pertaruhkan Marwah MK
Setelah 4 tahun berselang, tepatnya pada Januari 2017, MK lagi-lagi tercoreng. Hakim konstitusi saat itu, Patrialis Akbar ditangkap KPK. Ia terlibat suap dari pengusaha impor daging, Basuki Hariman.
Patrialis dan orang dekatnya Kamaluddin menerima 50.000 dollar AS dan Rp 4 juta. Keduanya juga dijanjikan uang Rp 2 miliar.
Uang tersebut diberikan agar Patrialis membantu memenangkan putusan perkara Nomor 129/PPU-XIII/2015 terkait uji materi UU No 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diajukan ke MK.
Baca juga : Terpilih Jadi Ketua MK, Ini Profil Anwar Usman
Sore tadi, setelah terpilih, hakim konstitusi Anwar Usman secara resmi dilantik dan mengucap sumpah sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2018-2020.
Pelantikan dan pengucapan sumpah Anwar Usman dilakukan di dalam sidang pleno khusus di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (2/4/2018).
Selain Anwar Usman, hakim konsitusi lainnya yakni Aswanto dilantik sebagai Wakil Ketua MK. Sebelumnya Aswanto juga dipilih melalui voting setelah pemilihan Ketua MK.
Dalam pemilhan Wakil Ketua MK, Aswanto mendapat 5 suara. Sementara itu hakim konsitusi Saldi Isra hanya memperoleh 4 suara.