Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Dinilai Tak Punya Tokoh yang Mampu Tingkatkan Elektabilitas Partai

Kompas.com - 23/03/2018, 13:12 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menuturkan bahwa elektabilitas Partai Golkar tidak mengalami peningkatan pada tiga pemilu terakhir.

Hal itu disebabkan karena Partai Golkar tidak memiliki tokoh yang bisa mendongkrak elektoral partai.

"Yang menarik Partai Golkar tidak pernah naik juga sedemikian tajam karena Golkar kita ketahui tidak memiliki tokoh yang bisa mendongkrak elektoral yang dimiliki Gerindra dengan Prabowo-nya, PDI-P dengan Jokowi dan Megawati-nya dan Demokrat dengan nama Yudhoyono-nya," ujar Yunarto saat berbicara dalam Rakernas Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/3/2018).

(Baca juga: Golkar Tak Masalah Banyak Kadernya yang Pindah ke Partai Lain)

Selain itu, menurut Yunarto, Golkar juga belum mendapatkan tokoh yang bisa menaikkan elektabilitas saat Pilpres 2019 mendatang.

Persoalan ini menjadi tantangan terbesar Partai Golkar dalam menghadapi Pileg dan Pilpres yang akan diselenggarakan secara serentak.

Menurut Yunarto, hasil Pileg partai-partai nantinya akan bergantung pada hasil Pilpres.

"Golkar belum pernah mendapatkan tokoh yang bisa jadi dongkrak elektoral di Pilpres dan itu menjadi tantangan berat ketika tahun depan pertama kalinya Pilpres dan Pileg akan digabung serentak," kata Yunarto.

Sementara, berdasarkan hasil survei Charta Politika, elektabilitas Partai Golkar pada Maret 2017 berada di angka 10,7 persen. Kemudian pada September 2017 meningkat 10,8 persen dan pada Januari 2018 mencapai 12,5 persen.

(Baca juga: Golkar Ini Partai yang Terbiasa Menghadapi Isu Korupsi)

Yunarto mengatakan, jika Golkar tak ingin elektabiltasnya menurun, maka partai berlambang pohon beringin itu harus bisa menuntaskan tantangan soal ketokohan dan perbaikan isu internal partai yang menburuk satu tahun belakangan.

"Tantangan Partai Golkar kalau tidak mau stuck di angka itu saja, faktor tokoh dikombinasikan dengan infrastruktur yang kuat dan tentu saja perbaikan isu manajemen yang selama setahun terakhir ini buruk itu bisa bisa menjadi daya ledak untuk memperbaiki posisi Golkar yang cenderung stagnan dalam tiga pemilu terakhir," tuturnya.

Kompas TV Rapat Kerja Nasional Golkar mulai digelar Kamis (22/3) sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com