Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melepas Pendamping Adat Terpencil, Mensos Sindir Pidato Prabowo

Kompas.com - 22/03/2018, 16:25 WIB
Robertus Belarminus,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan ada elite politik di negara ini yang bersikap pesimis dengan mengungkapkan bahwa Indonesia akan bubar pada 2030.

Hal tersebut disampaikan Idrus pada sambutan di acara pelepasan para pendamping profesional Komunitas Adat Terpencil (KAT) di kantor Kemensos, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Meski Idrus tak menyebut langsung elite yang dia maksud, belakangan pernyataan di dalam pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa Indonesia tidak ada lagi pada 2030, menjadi sorotan.

Prabowo sebelumnya mengutip kajian dari negara lain menyatakan, Indonesia tidak ada lagi pada 2030.

"Kita menyaksikan hari ini terjadi polemik-polemik di kalangan elit yang sangat pesimis, ada yang meramalkan 2030 Indonesia akan bubar," kata Idrus.

Baca juga : Prabowo Ungkap Pidatonya soal Indonesia Bubar Tahun 2030 atas Kajian Ahli Intelijen

Idrus menyatakan, dia merasa terharu dengan para pendamping profesional KAT karena bersedia menerima panggilan kemanusiaan ke daerah terpencil.

Kehadiran para profesional KAT ini, lanjut Idrus, harusnya menjadi pemicu semua pihak, termasuk elite bangsa agar tidak perlu pesimis, karena masih ada orang yang mau berjuang dan mengabdi agar Indonesia tetap jaya ke depannya.

"Kita katakan kepada siapapun yang pesimis dan prediksi 2030 Indonesia bubar, saudara-saudara akan jawab itu tidak, kami masih ada," ujar mantan Sekjen Partai Golkar itu.

Karenanya, dengan bentuk pengabdian seperti yang dilakukan tim KAT ini, dia meminta agar seluruh pihak memiliki optimisme yang sama, untuk mengabdi kepada bangsa. "Kita akan buktikan, Indonesia akan mampu bersaing ke depan," ujar Idrus.

Baca juga : Istana: Prabowo Bilang 2030 Indonesia Bubar, Dasarnya Apa?

Tak hanya itu, Idrus juga menyindir pihak-pihak yang mengatakan kinerja pemerintah tidak produktif. Bahkan, lanjut Idrus, ada dari mereka yang menggunakan bahasa yang tidak benar alias berbohong.

"Kalau mau produktif, mari kita berkarya, dan mari kita sama-sama ke daerah terpencil untuk membuktikan pengabdian kita. Mestinya kita berpikir begitu," ujar Idrus.

Dalam kasus gizi buruk dan campak di Asmat, dia menyayangkan ada pihak yang dianggapnya memberikan komentar tanpa tahu persoalan sebenarnya.

Idrus mengatakan, kasus Asmat terjadi saat dia baru memulai kariernya sebagai menteri. Dia pun langsung menuju lokasi untuk meninjau kondisinya langsung.

"Tapi ada, orang enggak pernah ke Papua, tak pernah ke Asmat, bahkan daerah-daerah lain, kadang-kadang mereka seakan akan lebih paham, lebih pintar tentang daerah itu, daripada orang yang berulang kali ke sana," ujar Idrus.

Dalam acara ini, Idrus secara simbolik melepas 20 perwakilan profesional KAT yang hadir, yang rencananya akan disebar ke sejumlah provinsi di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, hingga Papua.

Kompas TV Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan Republik Indonesia bisa bubar di 2030 dalam pidatonya di hadapan kader Gerindra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com