Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen Golkar: Puti Soekarno Tidak Hebat-hebat Banget...

Kompas.com - 21/03/2018, 18:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji menyoroti hasil survei Charta Politika yang menunjukkan kurangnya tingkat pengenalan dan kesukaan publik terhadap calon wakil gubernur nomor urut 2, Puti Guntur Soekarno.

Ia menceritakan, saat Puti ditetapkan PDI Perjuangan sebagai pendamping Gus Ipul, partainya sempat deg-degan. Namun setelah melihat survei Charta Politika, Golkar kini bisa agak bernafas lega.

"Waktu itu memang kami sempat deg-degan. Kami bayangkan, wah ini ada figur yang bisa menyatukan kaum marhaen. Tapi dengan survei ini, oh enggak begitu. Sebenarnya tidak hebat-hebat banget," kata Sarmuji di sela konferensi pers hasil survei Charta Politika di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).

(Baca juga: Survei Charta Politika: Emil Dardak dan Puti Guntur Belum Level Petarung)

 

Sarmuji yang partainya mendukung pasangan nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak mengaku heran dengan rendahnya tingkat pengenalan dan kesukaan publik terhadap Puti.

"Memang, Mbak Puti baru ditetapkan sebagai calon wakil gubernur itu satu bulan lalu, jadi asumsinya wajar jika tingkat pengenalan dan kesukaan publik segitu," ujar Sarmuji 

"Tapi kan Soekarno dikenal semenjak 1901 (tahun lahir Soekarno). Soekarno dikenal sejak 1945 (tahun kemerdekaan RI). Justru saya heran dengan membawa nama besar Soekarno, tingkat pengenalan dan kesukaannya segitu. Saya heran," lanjut dia.

Bagi Sarmuji, fakta tersebut tentunya menjadi peluang bagi pasangan yang diusung untuk memenangkan kontestasi politik di Jawa Timur.

Diberitakan, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, dua sosok calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur, yakni Emil Elistianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno, masih kurang dikenal dan disukai pemilih.

(Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Gus Ipul-Puti 44,8 Persen, Khofifah-Emil 38,1 Persen)

 

Hal itu terlihat dari hasil survei terhadap 1.200 responden yang dilaksanakan pada 3 hingga 8 Maret 2018.

"Berdasarkan pengalaman survei, untuk berpotensi menang minimal tingkat popularitas dan kesukaannya harus di atas 60 persen. Kalau mau menang minimal harus 80 persen. Ini apabila tak terjadi tsunami politik seperti di DKI Jakarta ya," ujar Yunarto saat konferensi pers di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).

Sementara itu, tingkat pengenalan responden terhadap sosok Emil Dardak, tercatat hanya 50,7 persen. Tingkat kesukaan responden terhadap sosok Emil pun hanya 43,7 persen.

Tingkat pengenalan responden terhadap sosok Puti lebih rendah lagi, yakni 42,2 persen. Adapun tingkat kesukaan responden terhadap sosok cucu proklamator Ir. Soekarno, yakni 37,3 persen.

"Jadi sebenarnya dua nama ini masih pada level belum mencukupi sebagai petarung dalam memenangkan pertarungan politik," ujar Yunarto.

Kompas TV Selain itu, Puti juga mengklaim memiliki program khusus untuk pengembangan pembangunan di Pulau Madura.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com