Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Tembak Mati ke Pengedar Narkoba, Jangan Bicara HAM

Kompas.com - 20/03/2018, 21:01 WIB
Robertus Belarminus,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menyerukan agar tidak lagi memakai pendekatan penahanan terhadap pengedar narkoba. Dia menilai, pengedar narkoba sebaiknya diganjar hukuman mati atau ditembak mati. 

Hal itu disampaikan Arteria dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, yang mengangkat tema "Pemerintah Serius Tangani Narkoba" di Gedung Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Menurut Arteria, masalah narkoba bukan sekedar transaksi komersial yang melawan hukum, tetapi merupakan pertempuran nasional.

Bangsa ini, menurut dia. sedang diserang, dan yang diserang adalah anak muda dan potensial, yang merupakan penerus bangsa.

Baca juga : Kepala BNN Target Bongkar 26 Sindikat Narkoba di 2018

"Jadi, jangan lagi pendekatannya, 'wah, ini melawan hukum kita tahan'. Makanya, saya katakan, tembak mati enggak ada urusan, hukuman mati, enggak ada urusan. Jangan bicara HAM-lah," kata Arteria.

Dia mengatakan, 1,77 persen sampai 2,18 persen penduduk atau sekitar 3,3 juta sampai 5,1 juta penduduk Indonesia mengonsumsi narkoba.

Para pemakainya ialah usia produktif mulai 10-59 tahun, khususnya mereka yang berusia 24-30 tahun.

Kemudian, pemakai narkoba teratur di Indonesia ada sekitar 1,4 juta orang. Untuk yang sudah menjadi pecandu jumlahnya 934.000 orang. Sementara yang coba-coba memakai narkoba sekitar 1,6 juta sampai 2 juta orang.

Baca juga : Apa Efek Narkoba Jenis Baru Pentylone bagi Penggunanya?

"Kemudian 13.000 orang konsumsi narkoba berlebihan, 33-41 orang mati setiap hari karena narkoba. Bayangin, anak kita sekolahkan mahal-mahal, tiba-tiba dia mati (karena narkoba)," ujar Arteria.

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, pemerintah, khususnya Presiden sudah menunjukan komitmen serius memerangi narkoba.

Itu dibuktikan dengan Presiden Joko Widodo sudah mendeklarasikan darurat narkoba di awal pemerintahannya. Presiden, kata dia, juga menyatakan tidak akan memberikan grasi terhadap terpidana narkoba. "Itu (saat) satu bulan dia berkuasa," ujar Arteria.

"(Tahun) 2017 dia (Presiden) tekankan untuk instruksikan lagi ke Kapolri dan BNN, tembak di tempat pengedar narkoba yang memasukan, pengedar asing yang melawan," ujar Arteria.

Tak hanya pemerintah, Arteris menganggap DPR serius dalam memerangi narkoha lewat revisi undang-undang narkoba. Nantinya, akan ada penguatan sistem dan kelembagaan di BNN.

Kompas TV Awalnya, ia hendak dihentikan karena mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm, tapi berusaha kabur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com