Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Indonesia-Arab Saudi Dinilai Hanya Baik di Tataran Elite

Kompas.com - 19/03/2018, 18:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eksekusi mati TKI bernama Muhammad Zaini Misrin oleh pemerintah Arab Saudi menunjukkan pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud beberapa waku lalu tidak memperhatikan perlindungan terhadap buruh migran.

"Selama ini, kami selalu khawatir hubungan diplomatik itu hanya baik di tingkat elitenya saja ya. Jangan-jangan tidak menyentuh persoalan warga negara yang sesungguhnya, salah satunya soal perlindungan warga negaranya masing-masing di negara lain," ujar Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah di kantornya, bilangan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Senin (19/3/2018).

(Baca juga: Arab Saudi Eksekusi Mati Seorang TKI Tanpa Pemberitahuan Resmi)

"Terbukti benar, dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia, pemerintah Indonesia dan Saudi hanya menyepakati 11 kerjasama dan itu minus tentang perlindungan pekerja migran. Hanya soal peningkatan pariwisata, ekonomi, infrastruktur dan lain-lain," lanjut dia.

Anis mengaku, topik itu sebenarnya sempat keluar dari mulut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sela kunjungan Raja Salman ke Indonesia itu. Namun, hal itu hanya sebatas wacana di media massa tanpa ada kerjasama kongkret yang disepakati kedua negara.

Dengan demikian, hubungan Indonesia dengan Saudi sebenarnya menunjukkan hal yang kontras.

"Apa yang nampak di permukaan, bagaimana hubungan kedua negara ini terbangun sangat baik, hubungan Presiden kita dengan Raja Saudi, menjadi kontras dengan apa yang terjadi dengan rakyat kita, warga negara kita di sana," ujar Anis.

(Baca juga: TKI Dieksekusi Mati Setelah 13 Tahun Ditahan di Arab Saudi)

Oleh sebab itu, aktivis buruh migran dan HAM terus mendesak pemerintahan Jokowi untuk terus mengupayakan kerjasama perlindungan buruh migran di Saudi.

"Kami berharap, mudah-mudahan persoalan ini disampaikan terus oleh Presiden Jokowi kepada Raja Salman secara langsung dengan terbuka. Saya kira selama ini pemerintah kita kurang aware, bagaimana kasus-kasus warga negara kita di sana banyak kelemahannya dan mengakibatkan hal yang fatal bagi dia," lanjut Anis.

Diketahui, informasi eksekusi mati Misrin yang dilaksanakan Minggu (18/3/2018) itu dibenarkan pihak Kementerian Luar Negeri, Senin siang.

(Baca juga: Pasca-Eksekusi Mati TKI, Indonesia Ditantang Pulangkan Dubes Arab Saudi)

"Iya (eksekusi telah dilakukan tanpa pemberitahuan resmi),"kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat.

Iqbal sendiri telah berkomunikasi dengan keluarga Misrin di Bangkalan, Madura, Jawa Timur soal eksekusi mati itu.

Misrin sebelumnya dituduh membunuh majikannya di Kota Mekkah, 2004 silam. Presiden Jokowi sempat meminta bantuan Raja Salman untuk meninjau kembali kasus pidana yang menjerat WNI tersebut.

Kompas TV Dubes Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana mengusulkan moratorium pengiriman TKI ke Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com