Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut PKB dan Nasdem, Terlalu Berisiko jika Cawapres Jokowi dari Non Partai

Kompas.com - 16/03/2018, 22:04 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana calon wakil presiden pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019 terus mengemuka.

Salah satunya, kemungkinan Jokowi memilih cawapres profesional non partai.

Sekjen PKB Abdul Kadir Karding menilai, perlu pertimbangan matang sebelum Jokowi memutuskan untuk menggandeng tokoh non partai pada Pilpres 2019.

"Menurut saya, terlalu berisiko mengambil profesional yang dipersepsikan (dari non partai). Bukan kami ingin menjual orang partai," ujar Karding, dalam acara diskusi Para Syndicate, di Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Menurut dia, berdasarkan pengalaman Pilpres 2009,  saat SBY menggadeng profesional non partai, Boediono sebagai cawapres, posisi elektabilitas SBY mencapai angka 70 persen.

Baca juga: Dukungan Said Aqil Perkuat Posisi Cak Imin sebagai Cawapres Jokowi

Dengan elektabilitas sebesar itu, pemilihan tokoh profesional non parpol tak akan banyak memengaruhi pemilih. Saat itu, SBY kembali terpilih lagi menjadi presiden untuk periode kedua,

Namun, menurut Karding, kondisi Jokowi berbeda dengan SBY. Saat ini, elektablitas Jokowi hanya ada di kisaran 50 persen. Bagi PKB, angka ini belum aman.

Hal senada juga dilontarkan Sekjen Nasdem Jhonny G Plate. Menurut dia, konstelasi politik sudah berubah. Jokowi perlu menimbang dengan matang siapa yang akan digandengnya sebagai cawapres pada 2019.

Baca juga: Airlangga Dinilai Paling Punya Modal jadi Cawapres Jokowi

Dia tidak setuju ada dikotomi profesional dengan tokoh dari partai politik. Plate mengatakan, politisi juga profesional.

"Jangan seolah-oleh non parpol adalah profesional dan di parpol amatiran. Ini enggak banar," kata dia,

Meski demikian, baik PKB dab Nasdem satu suara untuk menyerahkan keputusan cawapres kepada Jokowi sendiri.


Kompas TV Nama mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mewarnai bursa calon wakil presiden di pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com