JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan mengungkapkan, kasus penyerangan air keras yang menimpa dirinya bukan yang teror pertama yang diarahkan kepada pegawai KPK.
Menurut Novel, dua pegawai KPK sebelumnya pernah mengalami hal serupa.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengakui, teror terhadap pegawai KPK beberapa kali memang pernah terjadi sebelumnya.
"Serangan dan teror pada pegawai KPK seperti yang disebut Novel memang sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Namun, bentuknya berbeda-beda," ujar Febri, lewat pesan singkat, Rabu (14/3/2018).
"Agaknya yang dimaksud serangan air keras pada penyidik itu adalah peristiwa beberapa tahun lalu, ketika ada kendaraan penyidik yang disiram soda api," kata dia.
(Baca juga: Kepada Komnas HAM, Novel Ungkap Penyiraman Air Keras Tak Hanya Terjadi Kepadanya )
Febri mengatakan, kasus penyerangan terhadap mobil penyidik KPK itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Bahkan, penyidik KPK yang menjadi korban saat itu sudah diperiksa juga oleh polisi sebagai pelapor.
Berkaca dari kasus sebelumnya, KPK berharap kepolisian dapat mengungkap kasus penyerangan terhadap pegawainya.
"KPK selalu mengatakan bahwa pengungkapan teror atau serangan tersebut, bukan semata agar satu pelaku bisa ditemukan. Tapi sekaligus mencegah teror-teror yang sama terjadi kembali," ujar Febri.
Sebab, lanjut Febri, jika tidak terungkap pelakunya, bukan hanya pegawai KPK, tapi masyarakat sipil dan bahkan jurnalis yang mengungkap kasus korupsi tidak luput dari potensi teror tersebut.
"Karena itulah, pengungkapan pelaku serangan tersebut sangat penting," ujar Febri.
Tim kuasa hukum Novel, Alghiffari Aqsa dalam pertemuan dengan Komnas HAM, mengungkapkan keterangan Novel yang selama ini tidak terungkap ke publik
Menurut Alghiffari, Novel mengungkapkan bahwa penyiraman air keras juga terjadi pada pegawai KPK lainnya.
Ia menyebutkan, ada dua orang pegawai KPK yang disiram dengan air keras. Penyerangan itu terjadi sebelum kasus penyiraman air keras kepada Novel terjadi. Namun, Algifari tidak bisa menyebut nama dua pegawai KPK karena alasan keamanan pegawai tersebut.
"Dua orang yang disiram air keras mobilnya, perusakan kepada barangnya terkait tugas-tugasnya di KPK ketika dia menyidik dan menyelidiki kasus-kasus yang terkait dengan orang kuat," ujar dia.