JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab tenggelamnya tank atau kendaraan tempur yang membawa siswa PAUD di Sungai Bogowonto, Purworejo, dan kapal motor cepat di Kepulauan Seribu, Jakarta.
"Kedua permasalahan itu, tank di Bogowonto dan kapal yang di Pulau Seribu sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan investigasi," ujar Hadi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (14/3/2018).
Hadi mengatakan, pihaknya akan mencari tahu apakah penyebabnya kelalaian manusia atau permasalahan mekanik. Hingga saat ini, tim investigasi belum merampungkan prosesnya. Sebab, kapal maupun tank yang tenggelam belum diangkat ke permukaan.
"Rencananya akan diangkat untuk dilihat permasalahannya apa," kata Hadi.
"Apakah sudah sesuai dengan aturan itu nanti hasil penyelidikan. Karena jelas terjadinya pergerakan tank itu akan diurut ini dari mana asalnya, perintahnya, dari tim investigasi nanti," ujar dia.
(Baca juga: Keceriaan Anak-anak PAUD Menaiki Tank Berujung Duka...)
Sebelumnya, satu unit M113 milik TNI AD tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Sabtu (10/3/2018). Kendaraan tempur tersebut mengangkut 16 siswa PAUD, satu guru, dan lima prajurit TNI dalam rangka kegiatan outbond.
Kendaraan ini sebenarnya bukan tank, tapi kendaraan pengangkut personel yang kerap dikenal dengan APC (armoured personnel carrier) atau ranpur (kendaraan tempur).
Para siswa diajak naik kendaraan tempur itu ke Sungai Bogowonto dengan menggunakan tiga unit tank, di mana satu tank dinaiki sekitar 20 penumpang siswa TK dan PAUD.
Putaran pertama, tiga tank berjalan mulus. Namun saat putaran kedua, satu tank kena musibah, tergelincir dan tenggelam, sedangkan dua tank lainnya selamat. Tank yang tergelincir tersebut tenggelam.
Adapun penumpang terdiri dari 5 personel TNI, dan 17 penumpang. Setelah melihat tank tenggelam, beberapa personel 412 yang sedang melaksanakan kegiatan di lapangan HR langsung menolong.
(Baca juga: Tank Bawa Siswa PAUD Tenggelam di Sungai Bogowonto, Begini Kronologinya)
Kerugian yang dialami dalam peristiwa tersebut yaitu materil 1 unit Tank 412 yang tenggelam. Satu personel TNI atas nama Pratu Randi Suryadi dan kepala PAUD yang mendampingi siswa Iswandari meninggal dunia.
Sedangkan, Kapal Motor Cepat (KMC) AD-16-05 milik Kodam Jaya yang mengangkut puluhan prajurit tenggelam di Kepulauan Seribu, Senin (12/3/2018).
Kapendam Jaya Letkol Inf Kristomei Sianturi saat dikonfirmasi menyampaikan, sekitar pukul 07.00 WIB, pihaknya memberangkatkan dua KMC, yakni KMC AD 04-15 dan KMC AD 16-05 guna persiapan kegiatan bakti sosial dari Dermaga Tanjung Priok menuju Kepulauan Seribu.
Namun, saat perjalanan, tepatnya di Perairan Keparean, Kepulauan Seribu, KMC AD 16-05 mengalami gangguan mesin dan terapung-apung pada pukul 11.10 WIB. TNI yang berada di dalam kapal kemudian dievakuasi ke KCM AD 04-15.
Kapal itu kemudian tenggelam ketika ombak menerjang di tengah cuaca buruk.
(Baca juga: Kronologi Tenggelamnya Kapal Milik Kodam Jaya di Kepulauan Seribu)