Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Komnas HAM, Novel Ungkap Penyiraman Air Keras Tak Hanya Terjadi Kepadanya

Kompas.com - 13/03/2018, 23:42 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tak banyak bicara setelah memberikan keterangan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait kasus penyiraman air keras terhadapnya.

Keterangan lebih rinci disampaikan tim kuasa hukum Novel, Algifari Aqsa.

Algifari mengatakan, dalam pertemuan dengan Komnas HAM, Novel memberikan keterangan yang selama ini tidak terungkap ke publik.

"Tadi dijelaskan juga penyerangan kepada KPK dan institusi penyidik dan staf KPK tidak hanya 11 April 2017 lalu. Bahkan penyiraman air keras tidak hanya kepada kepada Mas Novel ternyata," ujar Akgifari di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Baca juga : Kata Novel Baswedan Setelah 7 Jam Beri Keterangan di Komnas HAM

Menurut Algifari, Novel mengungkapkan bahwa penyiraman air keras juga terjadi pada pegawai KPK lainnya. 

Ia menyebutkan, ada dua orang pegawai KPK yang disiram dengan air keras.

Penyerangan itu terjadi sebelum kasus penyiraman air keras kepada Novel terjadi. Namun, Algifari tidak bisa menyebut nama dua pegawai KPK karena alasan keamanan pegawai tersebut.

"Dua orang yang disiram air keras mobilnya, perusakan kepada barangnya terkait tugas-tugasnya di KPK ketika dia menyidik dan menyelidiki kasus-kasus yang terkait dengan orang kuat," kata dia.

Baca juga : Jika Penyerangan Novel Tak Diusut Tuntas, Pemerintah Akan Dipermalukan

Terkait detil peristiwa itu, Algifari mempersilakan wartawan untuk menanyakannya kepada KPK karena dua orang yang diserang dengan air keras adalah dua pegawai KPK.

Pasa kesempatan yang sama, kuasa hukum Novel lainnya, Yati Andriani meminta agar wartawan menanyakan kasus penyiraman air keras dua pegawai KPK itu kepada Kepolisian. Sebab ada beberapa kasus yang dilaporkan ke polisi, namun tidak tuntas penanganannya.

Novel sendiri berharap agar berbagai keterangan yang disampaikannya kepada Komnas HAM bisa membantu penyelesaian kasusnya.

Ia juga berharap, penyerangan dengan air keras kepada dirinya merupakan yang terakhir dan tidak membuat para pegawai KPK takut memberantas korupsi.

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com