Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Canggih Teknologi, Semakin Besar Potensi Kejahatan Dunia Maya

Kompas.com - 12/03/2018, 05:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanit IV Subdit III Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, AKBP Endo Priambodo mengatakan, muncul sejumlah prediksi bahwa aktivitas manusia akan banyak digantikan oleh mesin atau robot pada 2030.

Kecanggihan teknologi tersebut akan membantu kerja manusia. Endo memberi contoh, di sejumlah tempat misalnya, mulai menggunakan CCTV untuk memantau pelanggaran lalu lintas.

"Kemungkinan di masa mendatang anggota polisi akan berkurang. Secara fisik polisi akan dipangkas," ujar Endo dalam diskusi di Gadog, Bogor, Sabtu (10/3/2018).

(Baca juga: Ini Hasil Kerja Polri Perangi Kejahatan Siber Sepanjang 2017)

Namun, seiring makin canggihnya teknologi, potensi kejahatan di dunia maya pun semakin besar.

Metode hijack dan memanfaatkan sistem teknologi untuk kejahatan pun diprediksi akan berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, polisi harus siap menghadapi potensi tersebut.

"Kita akan mendapati juga kejahatan masa depan kecenderungannya robot pelakunya. Robot sebagai pengganti dan robot sebagai pelaku kejahatan," kata Endo.

Endo mengatakan, satu orang bisa memiliki dua hingga tiga ponsel. Hal ini menandakan bahwa perekonomian negara baik. Namun, sisi negatifnya, ada kejahatan siber yang mengancam.

Oleh karena itu, Direktorat Siber rutin melakukan patroli di dunia maya untuk menindak pelanggaran hukum seperti penyebaran ujaran kebencian hingga penipuan.

(Baca juga: Cara Sederhana Tangkal Kejahatan Siber Menurut Menkominfo Rudiantara)

"Penipuan menggunakan email, menggunakan WhatsApp, Instagram, pembunuhan direncanakan tapi menggunakan internet komunikasinya, terorisme yang memanfaatkan internet sebagai komunikasi," kata Endo.

Apalagi, ruang kejahatan siber todak mengenal batas negara. Penggunanya pun bisa anonim atau menggunakan identitas palsu. Endo mengatakan, gerakan-gerakan kriminal itu sangat berpotensi muncul.

"Artinya, gerakan silent, tahu-tahu ada gerakan. Kejahatan siber jarang sekali hanya UU ITE, tapi juga dengan KUHP dan undang-undang lain," kata Endo.

Kompas TV Menurut polisi, motif kelompok MCA adalah menjegal pemerintahan yang sah lewat media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com