JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat akan menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 10-11 Maret 2018.
Politisi Partai Demokrat Herman Khaeron mengungkapkan, salah satu agenda utama dalam rapimnas tersebut adalah melakukan konsolidasi internal dalam rangka pemenangan Pemilu 2019.
"Tentu dari DPP akan mengundang pengurus DPAC (Dewan Pimpinan Anak Cabang) tingkat kecamatan ke sana," kata Herman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Acara rapimnas tersebut nantinya akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Namun, Herman membantah bahwa rapimnas akan diiringi dengan deklarasi dukungan terhadap Joko Widodo sebagai calon presiden. Ia menegaskan bahwa Jokowi diundang sebagai kepala negara yang akan memberikan sambutan pembuka.
"Saya kira lazim ya di mana pun sebuah parpol dalam sebuah negara mengadakan acara besar, kemudian pada waktu pembukaan dihadiri Presiden," kata dia.
(Baca juga: Rapimnas, Demokrat Akan Bicara Kemungkinan Koalisi PDI-P dan Usung AHY)
Herman mengatakan, Partai Demokrat juga akan mengundang berbagai komunitas nelayan, pembatik hingga petani dalam rapimnas besok. Hal itu menjadi upaya Demokrat untuk mendengar berbagai aspirasi dari komunitas masyarakat.
"Karena tema Demokrat adalah peduli dan beri solusi. Kemudian, nanti akan ada pidato Ketua Umum Pak SBY (Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono) dan pidatonya mas AHY (Komandan Satgas Bersama Pemenangan Pilkada dan Pemilu Agus Harimurti Yudhoyono)," ujar Herman.
(Baca juga: Demokrat Akui Safari Politik AHY untuk Bangun Koalisi Pilpres 2019)
Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nasidik menyatakan, AHY bertandang ke Istana Kepresidenan untuk mengundang Presiden Jokowi hadir dalam rapimnas.
"Mengantar undangan menghadiri Rapimnas. AHY adalah ketua panitia Rapimnas dan Ketua Kogasma Pemilu 2019," kata Rachland.
Dalam pertemuan itu, AHY dan Jokowi juga membahas bagaimana menyehatkan sekaligus mematangkan demokrasi di Indonesia.
"Kami bicara supaya demokrasi kita ini semakin sehat, matang dan juga edukasi seluruh warga. Jangan sampai terbelenggu politik praktis jangka pendek. Kita harus memahami demokrasi bukan tujuan akhir, tapi upaya untuk melahirkan gagasan," ujar AHY.