JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo memastikan, penghargaan untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani akan diberikan atas nama DPR secara kelembagaan.
Bambang menjelaskan, pemberian penghargaan itu diinisiasi oleh Badan Kerja Sama Antar-parlemen (BKSAP) DPR dalam memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret. Acara itu akan digelar di Gedung DPR pada 14 Maret mendatang.
"BKSAP, tentunya atas nama DPR," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2018) malam.
Menurut Bambang, nantinya acara tersebut akan mengundang perwakilan parlemen dari sejumlah negara. Dalam acara itu, akan diberikan penghargaan kepada menteri-menteri perempuan yang berprestasi oleh BKSAP. Salah satunya Sri Mulyani.
"Terus nanti diberikan penghargaan kepada Presiden Jokowi karena dalam sejarah kabinet, inilah yang terbanyak memilih menterinya perempuan," kata politisi Partai Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini.
(Baca juga: Di Depan Fadli Zon, Bamsoet Sebut DPR Akan Beri Sri Mulyani Penghargaan)
Namun, untuk proses pemilihan menteri perempuan berprestasi itu, Bambang mengaku tidak mengetahui detailnya. Ia meminta wartawan menanyakan ke Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf.
Terkait Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menilai bahwa pemberian penghargaan itu harus disetujui dulu dalam rapat paripurna, Bambang hanya menanggapi santai.
"Ya kurang lebih begitu, nanti diatur saja bahwa kalau saya sih santai-santai saja. Mau pakai nama DPR, pakai BKSAP, ha-ha-ha," kata Bambang.
Fadli Zon sebelumnya menyatakan keberatan DPR hendak memberikan penghargaan kepada Sri Mulyani. Ia meminta agar keputusan itu dibawa dan disetujui terlebih dahulu dalam rapat paripurna DPR.
"Kalau atas nama DPR ya harus dibawa dan disetujui paripurna," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
(Baca: Fadli Zon: Penghargaan DPR untuk Sri Mulyani Harus Disetujui Paripurna)
Fadli secara pribadi menilai, tidak pantas Sri Mulyani diberi penghargaan dari DPR. Sebelumnya, Fadli juga sempat menyindir Sri Mulyani tak pantas mendapat penghargaan sebagai menteri terbaik di dunia dalam World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab.
Sebab, politisi Partai Gerindra ini menilai ekonomi Indonesia sendiri masih jauh dari kata baik.
"Ekonomi kita terpuruk. Rupiah kita melemah termasuk yang paling rentan di asia. Kemudian utang juga melonjak tinggi, lalu juga pecapaian target-target pertumbuhan tidak tercapai," kata Fadli.