JAKARTA, KOMPAS.com - Sehari pasca bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, putra bungsu Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menemui politis senior sekaligus Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Rabu (7/3/2018).
Namun sebenarnya, sebelum bertemu Jokowi dan Wiranto, AHY juga sempat menyambangi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kediaman pribadi Ketua Umum Partai Golkar itu pada pekan lalu.
Saat ditanya wartawan soal safarinya bertemu dengan para tokoh politik dan pemerintahan itu, AHY mengatakan bahwa hal itu dia lakukan karena diberi mandat oleh Partai Demokrat.
"Saya sekitar 2 minggu lalu mendapatkan amanah sebagai komandan tugas bersama pemenangan pemilu Partai Demokrat 2019," ujarnya usai bertemu Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Baca juga : Bertemu Wiranto, AHY Dapat Pengalaman Meniti Karir dari Senior
Bagi AHY, tugas yang diberikan Partai Demokrat itu merupakan amanah untuk menyukseskan dan memenangkan partai Demokrat untuk Pemilu 2019.
Oleh karena itu, ucapnya, selain bertemu dengan para keder Demokrat, ia menilai perlu membangun jaringan dengan para tokoh-tokoh politik, termasuk tokoh pemerintahan. Hal itu dilakukan untuk menjalin komunikasi politik yang cair.
Sebenarnya, kata Agus, komunikasi politik yang ia lakukan belakangan ini bukan kali ini ia lakukan. Sebab tuturnya, hal serupa ia lakukan sejak maju di Pilkada DKI 2017 lalu.
Baca juga : Demokrat: Pencalonan AHY dalam Pilpres 2019 Belum Final
Selain itu, safari yang dilakukan oleh AHY juga berkaitan dengan Rapimnas Partai Demokrat pada 10-11 Maret 2017. Kepada Airlangga, Jokowi, dan Wiranto, AHY mengantarkan surat undangan agar tokoh-tokoh tersebut datang ke gelaran Demokrat itu.
"Itu semua dibangun dalam rangka saling mendengar pandangan, apalagi itu dari tokoh senior, baik itu dari elit politik maupun mereka yang pernah memimpin kita," kata dia.
"Saya pikir itu melengkapi cakrawala cara pandang saya dan lebih memahami konteks politik hari ini dan ke depan. Dalam politik anything is possible, politik cair, oleh karena itu dibangun oleh komunikasi sebaik-baiknya ke semua arah," sambung dia.