JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai kunjungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan merupakan sebuah hal yang biasa.
"Menurut saya itu pertemuan biasa saja. Kunjungan parpol, ormas dan organisasi kemahasiswaan ke Istana itu biasa saja dan seperti biasa kepala negara menyambut kunjungan itu," kata Sebastian dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2018).
"Sehingga itu sebenarnya biasa saja tidak perlu ditanggapi berlebihan," ujar dia.
Sebastian justru menilai aneh berbagai pihak yang bereaksi berlebihan menanggapi pertemuan itu. Ia mencurigai hal tersebut ada kaitannya dengan Pemilu 2019 yang sebentar lagi akan digelar.
"Kalau bukan di tahun politik maka kunjungan ini tidak akan ada yang peduli. Kebetulan juga presidennya sekarang maju lagi pada Pilpres 2019 sehingga sekecil apa pun yang dilakukan akan diungkit lawan politiknya," kata Sebastian.
PSI sebagai partai baru yang digagas anak-anak muda, kata dia, sangat mungkin dianggap saingan oleh para partai lama. Sebab, PSI berpotensi meraup dukungan kalangan milenial.
"Partai lain juga lirik pemilih yang sama sehingga jadilah ini ramai diperbincangkan," kata dia.
(Baca juga: Pertemuan Jokowi-PSI Dilaporkan, Puan Heran, "Di Mana Maladministrasinya?")
Soal PSI yang terus terang menyatakan ada pembicaraan terkait pemenangan Pilpres 2019 saat bertemu Jokowi, Sebastian menilai memang terdapat pro dan kontra. Ada yang menyebut PSI "ember" karena hasil pertemuan jujur diungkap ke publik.
"Tapi ada juga yang bilang ini justru bagus, corak anak muda yang polos bicara apa adanya tak perlu ada yang disembunyikan. Karena inilah zaman now, era keterbukaan," kata Sebastian.
Di sela-sela agenda kerjanya pada Kamis (1/3/2018) sore, Presiden menerima pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Istana. Para pengurus PSI, yakni Ketua Umum Grace Natalie, Sekjen Raja Juli Antoni dan Ketua DPP Tsamara Amany tiba di Istana pukul 15.00 WIB.
Pertemuan berlangsung tertutup selama sekitar 90 menit. PSI pun mengakui, pertemuan tersebut membicarakan pemilihan legislatif hingga pemilihan presiden 2019. Salah satu strategi pemenangan yang dibahas adalah kampanye lewat media sosial.
"Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar," kata Tsamara.
Pernyataan Tsamara tersebut pun langsung dipermasalahkan oleh sejumlah pihak. Bahkan, Advokat Cinta Tanah Air melaporkan pertemuan Jokowi dan PSI ke Ombudsman.