Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Sperma yang Terdampar Berhasil Diselamatkan, Begini Caranya

Kompas.com - 05/03/2018, 09:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seekor ikan paus yang terdampar di Pantai Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, sejak Jumat (2/3/2018), akhirnya berhasil diselamatkan pada Sabtu (3/3/2018).

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengapresiasi keberhasilan para penyelamat paus itu.

Selain kepada para penyelamat, KKP juga mengapresiasi nelayan yang cepat melaporkan ke instansi pemerintah terkait.

"Kami melihat kesadaran nelayan melaporkan mengenai paus terdampar kepada instansi pemerintah terdekat sudah berjalan baik dan relatif cepat," ujar Brahmantya melalui siaran pers resmi KKP.

Paus jenis sperma (Physeter macrocephalus) yang memiliki panjang 17 meter tersebut pun berhasil dievakuasi ke laut lepas perairan Situbondo, Sabtu dini hari dengan cara ditarik ke perairan lepas yang lebih dalam saat air laut pasang.

Pantauan tim penyelamat, kesehatan paus setelah dilepaskan ke laut lepas semakin baik. Hal itu ditandai dengan frekuensi semburan dan cara berenang.

(Baca juga: 10 Ekor Paus Sperma Terdampar di Pantai Aceh Besar)

Teknik evakuasi

Evakuasi paus ini dilakukan secara hati-hati. Paus terdampar di pantai dengan kondisi air surut dengan ketinggian 1,5 meter. Dengan kondisi tersebut, tim lalu memiringkan badan paus untuk menghindari gesekan bagian bawah badan dengan dasar perairan yang berpasir dan berlumpur.

Untuk menjaga suhu tubuh, tim penyelamat membasahi seluruh badan ikan paus dengan karpet yang disiram air laut.

"Tim mengupayakan terus menyiram air laut di seluruh bagian badan atas paus untuk membuat dia nyaman serta dingin," ujar Kepala UPT Balai Pengelolaan Pesisir dan Laut Denpasar Suko Wardono.

Tentunya, langkah ini didahului dengan sterilisasi lokasi dari kerumunan massa. Hal itu penting demi menghindari paus yang stres.

Sebab, jika kondisi mamalia raksasa tersebut tidak dalam kondisi baik, maka berimbas pada evakuasi yang pasti berjalan lebih sulit.

Sembari terus menjaga suhu dan kelembaban paus dan berhasil mensterilisasi lokasi, tim kemudian mengikatkan jaring lembut dan tali di badan paus ke tujuh kapal. Saat air pasang, kapal kemudian menarik badan paus ke perairan lepas secara perlahan.

"Berkat koordinasi yang baik dengan unsur terkait di lapangan, bersama masyarakat juga, Alhamdulillah penanganan dilakukakn cepat," ujar Suko.

Usai beberapa jam paus berhasil berenang di lautan lepas, tim penyelamat masih melakukan pemantauan. Tim mencatat, kondisi kesehatan paus itu dalam keadaan baik. Dari permukaan, terlihat paus berenang dengan aktif ke arah Timur Laut.

Paus merupakan mamalia laut yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Perairan Situbondo merupakan jalur migrasi paus melintasi wilayah Indonesia. Aktivitas migrasi paus di perairan itu sering dijumpai sekitar bulan November hingga Maret setiap tahunnya.

Keberadaan paus di sebuah perairan juga merupakan indikator kesehatan lingkungan perairan itu sendiri. Artinya, perairan itu cukup kaya plankton, udang kecil maupun ikan kecil.

Kompas TV Menurut ilmuwan, paus tewas karena tidak dapat cukup makanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com