BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebutkan, pertemuan Presiden Joko Widodo bersama pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Kamis 1 Maret 2018 lalu di Istana hanya sebatas silaturahmi.
Hal itu dikatakan Pramono menanggapi munculnya protes dari beberapa pengamat dan tokoh politik nasional soal pertemuan tersebut.
"Tentunya ini dalam rangka silaturahmi. Tidak ada materi yang sifatnya khusus karena pasti Presiden memahami bahwa Istana bukan untuk kegiatan bersifat politik praktis," ucap Pramono saat hadir dalam kegiatan Dies Natalis Ke-59 Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Sabtu (3/3/2018).
Pramono mengatakan, pertemuan itu wajar dilakukan sebagai bagian silaturahmi antara Presiden dengan para pengurus partai.
"Tetapi bahwa silaturahmi sebagai presiden tetap diperbolehkan," ungkapnya.
(Baca juga: Pengamat: Ketua PSI Ember, se-Indonesia Jadi Tahu Jokowi Blunder)
Diberitakan sebelumnya, Pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu pengurus PSI mengaku diberi tips untuk memenangi Pemilu Legislatif 2019.
"Kami silaturahmi dan Pak Jokowi memberikan tips-tips bagaimana agar PSI dapat mencapai target menang Pemilu 2019," kata Ketua Umum PSI Grace Natalie kepada wartawan usai pertemuan.
Namun, saat ditanya apa saja tips yang diberikan Jokowi, Grace enggan mengungkapkan. Sebab, tips tersebut terkait dengan strategi pemenangan yang tak boleh diketahui lawan.
Meski demikian, Grace merasa bahwa tips yang diberikan Jokowi itu sangat bermanfaat bagi PSI yang merupakan partai baru.
"Tadi beliau banyak kasih ide-ide dan seru-seru, keren-keren idenya," kata Grace.