Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporannya Belum Diusut Polisi, Fadli Zon "Ngadu" ke Kapolri

Kompas.com - 03/03/2018, 06:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon mengeluhkan kasus yang dia laporkan tahun lalu tak kunjung diusut oleh Bareskrim Polri. Pada Mei 2017, Fadli melalui kuasa hukum dari Advokat Cinta Tanah Air melaporkan pemilik akun Twitter @NathanSuwanto ke Bareskrim Polri.

Kicauan akun tersebut dianggap bernada ancaman kepada sejumlah orang, termasuk Fadli.

Fadli mengaku telah menyampaikan keluhannya itu ke Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

"Ada beberala kasus saya sampaikan kepada Kapolri. Saya laporkan hampir satu tahun ya ancaman pembunuham yang dilakukan oleh saudara Nathan sampai sekarang belum jelas ini akan ditindaklanjuti pihak polisi dan saya sudah komunikasi," ujar Fadli di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Baca juga : Diancam Dibunuh, Fadli Zon Laporkan Pemilik Akun Twitter @NathanSuwanto

Fadli mengatakan, mendengar pengaduannya itu, Kapolri merespon dengan positif. Tito, kata dia, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan yang disampaikan ke Bareskrim itu.

Fadli menilai, selama ini Polri masih tebang pilih dalam menangani perkara. Sejauh ini, Polri dianggap berada di pihak pemerintah. Sementara pihak yang kontra dengan pemerintah kurang diperhatikan dari aspek hukum.

"Masyarakat menilai dan melihat, jangan sampai instusi kepolisian dipakai orderan penguasa. Kita ingin Polri jadi alat negara yang profesional," kata dia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mencontohkan upaya jemput paksa kepada Asyari Usman. Asyari yang merupakan mantan jurnalis Asyari dilaporkan kuasa hukum Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romi.

Baca juga : Fadli Zon Laporkan Ananda Sukarlan dan Beberapa Akun Lain ke Polisi

Ansyari menulis di media teropongsenayan.com berjudul "Dukung Djarot-Sitorus: Ketum PPP Menjadi 'Politisex Vendor'". Akibat tulisan itu, Asyari dijemput paksa malam-malam untuk diperiksa sebagai tersangka.

Fadli membandingkan dengan kasus Pakar Komunikasi Universitas Indonesia Ade Armando yang dilaporkan karena dianggap menista agama. Namun, hingga kini, Ade masih bebas di luar sana.

"Responnya berbeda dengan yang kritis kepada pemeintah. Itu langsung diciduk malam-malam. Dia (Ade) dilaporkann sampai sekarang tidak ada tindaklanjut," kata Fadli.

Meski begitu, Fadli meyakini masih ada polisi baik yang akan menindaklanjuti laporannya terhadap pianis Ananda Sukarlan dan beberapa akun di media sosial. Fadli merasa namanya dicemarkan atas kabar hoaks yang disebarkan akun-akun tersebut.

Baca juga : Fadli Zon Kecewa Orang Tak Terkait Pelanggaran Hukum Jadi Korban Hoaks

Di media sosial, viral kabar hoaks mengenai dirinya dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Di foto yang viral, disebutkan bahwa Fadli dan Prabowo sedang bersantap dengan penggawa Muslim Cyber Army (MCA).

Padahal, kata Fadli, pria yang berfoto bersama dirinya dan Prabowo bernama Eko Hadi. Eko berjalan kaki dari Madiun ke Jakarta demi menunaikan nazar jika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menang Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ia berharap Polri segera mengusut laporannya tersebut.

"Tidak hanya ke mereka yang kontra kepada pemerintah, tapi semua yang menyebar hoaks, diperlakukan dengan adil," kata Fadli.

Kompas TV Polisi masih memburu kelompok jaringan penyebar hoaks Muslim Cyber Army.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

Nasional
Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Nasional
Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com