JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan salah satu partai yang paling lama berkiprah di panggung politik Indonesia.
Dengan segala dinamikanya, partai berlambang pohon beringin yang berdiri pada akhir pemerintahan Presiden Soekarno ini, masih bertahan hingga kini.
Pada Pemilu 2019, partai yang dipimpin Airlangga Hartarto ini mendapatkan nomor urut 4.
Sejarah Golkar
Berdirinya Partai Golkar berawal dari Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada 20 Oktober 1964.
Dikutip dari partaigolkar.or.id, Sekber Golkar digagas oleh para Perwira Angkatan Darat yang menghimpun puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, serta nelayan.
Baca juga: Hadapi Pemilu, Partai Golkar Siapkan Program Jangkar Bejo dan Gojo
Pembentukan Sekber Golkar ini merupakan respons terhadap PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang dinilai semakin meningkat.
Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono terpilih sebagai Ketua Pertama Sekber Golkar. Kemudian, ia digantikan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I pada Desember 1965.
Dalam perjalanannya, anggota Sekber Golkar yang berjumlah 61 kemudian bertambah dan berkembang hingga 291 organisasi.
Ratusan organisasi ini kemudian dikelompokkan menjadi 7 Kelompok Induk Organisasi (KINO). Pengelompokan ini berdasarkan kekaryaannya.
Tujuh KINO itu adalah Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Organisasi Profesi, Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM), dan Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI).
Baca juga: Golkar Anggap Penambahan Kursi DPR-MPR Solidkan Koalisi Pemerintah
Pada 4 Februari 1970, Sekber Golkar memutuskan untuk ikut sebagai peserta Pemilu 1971. Gebrakan perdana Golkar pada pemilu menunjukkan hasil signifikan. Golkar meraih 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara.
Kiprah di pemilu
Golkar tercatat tampil sebagai pemenang dalam pemilu pertama pada pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto tahun 1971.
Kemenangan terus diraih Golkar pada lima pemilu berikutnya yakni pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.