JAKARTA, KOMPAS.com - World Chinese Economic Summit (WCES) dan Asian Strategy and Leadership Institute (ASLI) memberikan Benevolent Award, sebuah penghargaan kebajikan di bidang perdamaian kepada Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Kalla pun menganggap penghargaan tersebut penting untuk menumbuhkan harmonisasi.
"Konon katanya pemimpin di China sangat mengedepankan harmoni antara pengusaha China dan yang lain (non-China)," kata Kalla di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin (12/2/2018).
Menurut dia, kolaborasi dan harmonisasi antar pengusaha diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Itulah mengapa kolaborasi dan harmonisasi antara sektor lain sangat penting. Di Indonesia kita tidak ada diskriminasi antar pengusaha," kata dia.
Baca juga : Kedatangan Panda Raksasa, Simbol Kedekatan Hubungan Indonesia-China
Kalla juga menyontohkan bagaimana dampak ketidakharmonisan itu terjadi di suatu negara.
"Perang yang terjadi di Timur Tengah, di Asia masalahnya adalah disharmonisasi," kata dia.
Penghargaan yang diberikan WCES itu adalah penghargaan tertinggi dari ajang tersebut.
Kalla sendiri semestinya menerima penghargaan itu pada saat WCES digelar November 2017 lalu, namun ia tak hadir.
Baca juga : Makna Inisiatif Belt and Road bagi Hubungan Indonesia-China
Penghargaan itu juga diberikan kepada tokoh-tokoh dunia yang dianggap berjasa untuk mendekatkan dunia dengan China, etnis Tionghoa.
Selain Kalla, tokoh Indonesia yang pernah mendapatkan penghargaan serupa adalah Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014.
Sementara itu, tokoh dunia yang mendapatkan penghargaan tersebut ada Pangeran Andrew dari Inggris pada 2015 dan mantan PM Australia Kevin Rudd pada 2016.
Pada WCES yang ke-10 nanti di bulan November 2018, Kalla harus menyampaikan pidato kunci dan menyerahkan penghargaannya kepada penerima yang baru.