Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Siapkan Opsi Voting soal Penambahan Kursi Pimpinan DPR dan MPR

Kompas.com - 07/02/2018, 15:58 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) Firman Soebagyo mengatakan, DPR mempersiapkan opsi voting jika pembahasan revisi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) soal penambahan kursi Pimpinan DPR dan MPR.

Ia menyebutkan, hingga saat ini belum tercapai kesepakatan di antara semua fraksi di DPR.

Padahal, pemerintah yang awalnya menyetujui penambahan satu kursi Pimpinan DPR dan MPR kini menyepakati penambahan dua kursi untuk Pimpinan MPR.

Baca juga: Jika Dapat Kursi Pimpinan DPR, PKB Ajukan Muhaimin Jadi Wakil Ketua

Firman mengatakan, opsi voting merupakan hal yang terpaksa dilakukan meski Baleg hingga saat ini sudah mengupayakan musyawarah dan mufakat.

"Ya kalau melihat proses pengambilan keputusan tahapannya seperti itu. Kalau memang nanti di rapat tidak bisa mengambil keputusan asas musyawarah mufakat maka akan kami lakukan voting," kata Firman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Meski demikian, ia berpendapat, seharusnya opsi voting dihindari dalam menentukan penambahan kursi Pimpinan DPR dan MPR. 

Baca juga: PDI-P Bantah Penambahan Kursi Pimpinan DPR Sekadar Mengejar Jabatan

Oleh karena itu, Firman mengharapkan rasionalitas dari semua fraksi untuk tak berebut kursi pimpinan.

"Kalau ada salah satu fraksi enggak sepakat itu hak politik. Tapi harapan kami yang tidak sepakat memahami masalah apa yang telah kami rancang sejak awal," kata politisi Golkar itu.

Kompas TV PDI Perjuangan akan mendapat kursi pimpinan DPR melalui revisi Undang-Undang MD3.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Politik Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, Myanmar akan mengirimkan pasukan militernya ke Indonesia untuk mempelajari sistem penanggulangan terorisme.

Indonesia dipandang sebagai negara yang berhasil dalam menangani permasalahan tersebut. 

"Mungkin bulan ini mereka kirim tim dari militer Myanmar minta advise untuk minta bagaimana cara mengeliminasi itu (permasalahan teroris)," ujar Wiranto dalam rapat koordinasi Gubernur se-Indonesia, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2018).

Baca juga: Mekanisme Pelibatan TNI dalam Pemberantasan Terorisme Akan Diatur melalui Perpres 

Wiranto mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dipercaya Myanmar karena dianggap memahami posisi militernya, terutama saat Myanmar menghadapi pengungsi Rohingya yang mendapat kecaman internasional. 

Menurut Myanmar, kata Wiranto, pemerintah tidak berniat menyerang para pengungsi. Mereka justru ingin merangkulnya. 

Namun, Myanmar takut pengungsi yang lari ke Bangladesh dan kembali ke Myanmar disusupi oleh kelompok radikal.

"Kita khawatir akan buat basis baru di Myanmar, kita waspadai juga. Saya katakan negara-negara ASEAN siap menyisir, mengeliminasi kemungkinan itu," kata Wiranto. 

Baca juga: Di Mana TNI Bisa Dilibatkan dalam Pemberantasan Terorisme? 

Menurut Wiranto, dalam keadaan Myanmar yang sedang berkonflik, bukan tidak mungkin dijadikan celah oleh ISIS.

Ia mengatakan, Indonesia sudah berkali-kali berhasil melakukan koordinasi dan kerja sama dalam penanggulangan terorisme dengan negara lain. 

"Kita ingin memberikan ilmu dan sumbang pikirnya pada Myanmar, jangan sampai jadi basis baru di sana," kata Wiranto. 

Kompas TVCara Menangkal Radikalisme di Indonesia (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com