JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai banyak mantan narapidana terorisme yang ingin ikut dalam program lembaga tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius bahkan mengatakan, ada mantan teroris yang kerap menjadi narasumber dalam diskusi Pancasila.
"Luar biasa tuh. Dia menyadari kesalahnnya," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Suhardi menuturkan, salah satu unit kerja yang mengajak para mantan teroris untuk sharing tentang Pancasila yaitu Unit Kerja Presiden bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
Baca juga : Tiga Tahun Jokowi-JK, Pemerintah Deradikalisasi 999 Mantan Teroris
Kemarin, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif mendukung penuh rencana pemerintah mempertemukan mantan narapidana terorisme dengan korban dan keluarga korban terorisme.
Yudi juga sempat bercerita tentang adik mantan tersangka kasus bom Bali Amrozi, Ali Fauzi, yang lepas dari jaringan teroris. Kini Ali Fauzi kerap diundang menjadi pembicara dalam acara diskusi.
Baca juga: Khairul Ghazali, Mantan Teroris yang Tobat dan Mendirikan Pesantren
Meski begitu, diakui BNPT, tidak semua mantan pelaku terorisme menyadari kesalahannya. Namun tutur dia, mereka yang sudah sadar justru memiliki keinginan untuk membagi pengalaman pahitnya.
Tujuannya yakni agar mengingatkan masyarakat tidak bergantung dengan kelompok-kelompok radikal. Sebab, aksi teror justru membuat saudara-saudara sebangsa menjadi korbannya.
"Sekarang (mantan teroris) menyadari kesalahnnya dan ingin ikut sana kami. Kami ajak sebagai narasumber," kata Suhardi.