Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Seskab Jokowi: Ada Persepsi Rezim Ini Melangkah Mundur

Kompas.com - 07/02/2018, 12:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menilai bahwa muncul persepsi pemerintahan Presiden Joko Widodo membawa demokrasi ke era kemunduran.

Menurut dia, persepsi ini muncul akibat sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah.

Misalnya, langkah pemerintah yang melibatkan TNI dalam hal ketahanan pangan. Lalu, ada juga MOU TNI-Polri yang memungkinan aparat TNI ikut mengamankan aksi unjuk rasa.

Terakhir, ada juga wacana pemerintah mengangkat penjabat gubernur dari perwira aktif Polri.

"Muncul persepsi Pak Jokowi melangkah mundur, rezim melangkah mundur," kata Andi dalam diskusi yang digelar Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (7/2/2018).

(Baca juga: Jokowi Dinilai Berlindung di Balik Pasal Penghinaan Presiden)

Mantan Sekretaris Kabinet ini meyakini bahwa berbagai kebijakan yang diambil tersebut akan mendapatkan reaksi negatif, khsususnya dari kalangan masyarakat sipil. Andi secara khusus menyebut sejumlah organsiasi, seperti Kontras, Imparsial, dan LBH.

"Masyarakat sipil dari sisi elektoral kecil. Saya enggak yakin mereka dapat 0,5 persen dari elektoral. Tetapi, mereka megaphone. Suaranya keras. Akses ke medianya kuat," kata Andi.

Andi pun khawatir bahwa isu kemunduran demokrasi ini akan dijadikan alat bagi lawan politik. Apalagi, isu ini muncul menjelang Pemilu Presiden 2019.

"Skenario terburuk dimunculkan opini Jokowi mengingkari demokrasi. Demokrasi di era Jokowi mundur," kata Andi.

"Kalau ini dilakukan, akan ada strategi lawan untuk mencari pahlawan demokrasi barunya siapa yang akan membawa perubahan," ujarnya.

(Baca juga: Pimpinan DPR Nilai Penunjukan Petinggi Polri Jadi Penjabat Gubernur Cederai Demokrasi)

Kompas TV DPR berusaha memasukkan kembali pasal penghinaan presiden ke dalam rancangan KUHP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com