Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PDI-P dan Gerindra Keteteran di Pilkada Jabar..."

Kompas.com - 05/02/2018, 20:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte melihat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra cukup keteteran di Pilkada Jawa Barat (Jabar).

Pasalnya, berdasarkan survei Cyrus Network terbaru, suara calon pemilih mengelompok pada pasangan Ridwan Kamil-Uu R Ulum (45,9 persen) dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (40,9 persen).

"Sementara calon yang diusung PDI-P kecil sekali (perolehan suaranya), demikian juga calon yang diusung Gerindra," kata Philips dalam paparan survei opini publik Cyrus Network, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Pasangan calon yang diusung PDI-P, yaitu TB Hasanuddin-Anton Charliyan, dan Gerindra, yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu, memiliki tingkat keterpilihan yang sangat rendah, masing-masing 2,5 persen dan 5 persen.

Baca juga: Duet TB Hasanuddin-Anton Charliyan Tak Khawatir Dihantam Isu SARA di Jabar

"Ini menurut saya ironi besar dua calon yang diusung dua parpol terbesar di Jabar," kata Philips.

Dia menambahkan, hasil survei tersebut setidaknya menunjukkan bahwa kedua parpol terlambat dalam mengusung pasangan calon atau kalah cepat dibandingkan partai-partai lainnya.

"Jadi, PDI-P dan Gerindra menurut saya mulai pilkada Jabar ini agak keteteran dari parpol lain. Akibatnya, PR berat sekali untuk calon yang diusung PDI-P dan Gerindra," kata Philips.

Selain itu, hasil tabulasi silang antara elektabilitas dan pilihan partai politik menunjukkan bahwa soliditas pemilih PDI-P dan pemilih Gerindra sangat rendah dibanding partai-partai pengusung Ridwan Kamil-Ulum.

Baca juga: Aher Siap Menangkan Sudrajat-Syaikhu pada Pilkada Jawa Barat 2018

"Pemilih PDI-P dan Gerindra malah memilih paslon lain yang tidak diusung PDI-P dan Gerindra," kata Philips.

"Ini menurut saya PR besar  karena partainya kelihatan tidak siap menyiapkan calonnya untuk pilkada Jabar yang demikian penting," lanjut Philips.

Meski demikian, dia melihat masih ada waktu lima bulan lagi untuk mengerek tingkat keterpilihan. Apalagi, tingkat kemantapan responden dalam survei opini publik ini baru 30,3 persen.

"69,7 persen bilang pilihannya masih bisa berubah. Masih goyah. Dan pemilih Jabar adalah pemilih yang paling mudah pindah ke lain hati," katanya.

Dia menyebutkan, pemilihan legislatif 1999 Jabar dimenangkan oleh PDI-P, tapi pada 2004 dimenangkan oleh Golkar. Pada 2009, Jabar dimenangkan oleh Demokrat, dan pada 2014 dimenangkan oleh Gerindra.

Kompas TV Sudrajat-Syaikhu maju dengan dukungan tiga partai politik, yaitu, Gerindra, PKS dan PAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com