Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Penjabat Gubernur Non-Polri Juga Berpeluang Tidak Netral

Kompas.com - 28/01/2018, 20:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah berpendapat, tidak proporsional jika ada pihak yang meragukan netralitas perwira Polri yang diangkat sebagai penjabat gubernur.

Sebab, kemungkinan seorang penjabat gubernur untuk berlaku tidak netral pada dasarnya tak hanya dilatari oleh asal institusi.

"Penjabat gubernur dari pejabat pimpinan tinggi madya yang berasal dari aparatur sipil negara (ASN) pun punya peluang tidak netral jika sejak awal, pejabat bersangkutan memang punya motivasi buruk," ujar Ahmad sat ditemui di sela Sekolah Calon Kepala Daerah PDI-P di Depok, Jawa Barat, Minggu (28/1/2018).

Bahkan, pengalaman membuktikan bahwa penjabat gubernur yang berasal dari Polri rupanya lebih netral dibanding penjabat gubernur yang berasal dari ASN.

"Penempatan Carlo Brix Tewu sebagai penjabat Gubernur Sulawesi Barat tidak menimbulkan persoalan netralitas. Sebaliknya di beberapa daerah, malah banyak ASN yang dilaporkan tidak netral dalam Pilkada," ujar Ahmad.

(Baca juga: Soal Penjabat Gubernur Jabar, Anton Charliyan Sebut yang Penting Netral)

 

"Catatan ketika Pilkada 2017, Bawaslu menerima 19 laporan dugaan ketidaknetralan ASN dan itu melibatkan 53 oknum yang menjabat sebagai camat, kepala dinas, sekretaris daerah, bupati dan staf pemerintahan daerah," lanjut dia.

Ahmad menegaskan, latar belakang seorang penjabat, baik dari Polri, Kementerian Dalam Negeri atau dari pemerintah provinsi setempat bukanlah faktor utama seseorang berbuat tak netral ketika diangkat menjadi penjabat gubernur.

"Melainkan, penyebabnya adalah niat awal seseorang untuk patuh atau tidak patuh terhadap undang-undang yang mengharuskan Polri, TNI dan ASN harus netral dalam Pilkada," ujar Ahmad.

 

Lagipula, di saat sistem penegakkan hukum sudah baik, pengawasan penjabat oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terhadap netralitasnya sudah mapan, serta dibarengi kontrol publik yang ketat, Ahmad tidak yakin ada penjabat yang berani tidak netral.

(Baca juga: Soal Polisi Jadi Penjabat Gubernur, PDI-P Minta Mendagri Perhatikan Suara Publik)

 

PDI Perjuangan, kata Ahmad, mendorong Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjalankan kebijakan pengangkatan penjabat gubernur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku tanpa harus khawatir dengan suara kelompok politik tertentu yang subyekjtif dalam memandang persoalan ini.

Diberitakan, usulan Mendagri Tjahjo Kumolo mengangkat dua perwira tinggi Polri untuk jadi penjabat gubernur, menuai polemik.

Ada dua nama yang merupakan pejabat tinggi Polri, yang diusulkan untuk menjadi penjabat gubernur, yakni Asisten Operasi (Asops) Kapolri Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan untuk penjabat gubernur Jabar dan Kepala Divisi Propam Polri Inspektur Jenderal Martuani Sormin untuk penjabat gubernur Sumut.

Hingga saat ini Kementerian Dalam Negeri belum menentukan nama yang akan diangkat sebagai penjabat gubernur kedua provinsi tersebut.

Kompas TV Usulan Mendagri untuk mengangkat dua perwira tinggi Polri menjadi Penjabat Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara terus mendapat sorotan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com