JAKARTA, KOMPAS.com — Nama mantan Ketua DPR Setya Novanto kembali disebut dalam sidang korupsi pengadaan e-KTP, Senin (22/1/2018). Kali ini nama Novanto terdengar dari rekaman wawancara oleh penyelidik Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).
Fakta persidangan itu menjadi salah satu hal yang paling banyak dibaca pembaca Kompas.com sepanjang Selasa (23/1/2018). Selain itu, ada sejumlah berita terpopuler lainnya, di antaranya gempa di Banten hingga wafatnya salah satu pendiri Partai Demokrat Sys Ns.
Nama Setnov kembali disebut
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutar rekaman wawancara antara FBI dan Direktur Biomorf Lone LLC Johannes Marliem dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin lalu.
Penyidikan itu merupakan kerja sama antara KPK dan FBI. Wawancara dilakukan di Los Angeles pada Agustus 2017.
Dalam rekaman itu, terdengar dua hal yang diungkapkan Marliem kepada penyelidik FBI, yaitu terkait tawar-menawar harga software yang melibatkan Setya Novanto dan soal jam tangan yang diberikan kepada Setya Novanto.
Selengkapnya bisa dibaca di artikel Rekaman FBI dengan Johannes Marliem Diputar, Setya Novanto Kembali Disebut
"Pesawat Hari Kiamat"
Pesawat langka Boeing E-4B "Doomsday" terlihat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/1/2018) siang. Keberadaan pesawat tersebut dikaitkan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis ke Indonesia.
Oleh NATO, pesawat ini dijuluki sebagai "Pesawat Hari Kiamat" atau "Doomsday Plane". Julukan itu diberikan karena E-4B bakal difungsikan sebagai kantor kepresidenan manakala perang nuklir pecah.
Dari pesawat ini, mereka bisa memberikan komando ke seluruh angkatan bersenjata AS manakala terjadi perang nuklir dan unit-unit di darat lumpuh akibat radiasi nuklir.
Seperti apa pesawat ini? Simak artikel Siang Ini, Pesawat Hari Kiamat AS Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta
Memburu Ferrari
Mobil Ferrari California berwarna merah dengan pelat nomor B 1 RED menjadi pembicaraan publik setelah Ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengunggah fotonya bersama kendaraan tersebut.
Pemprov DKI Jakarta mencari keberadaan mobil itu karena pajak mobil mewah itu belum dibayar. Namun, pencarian kepemilikan mobil itu berakhir di jalan sempit Gang Y, Jalan Kebon Jeruk Raya, Palmerah, Jakarta Barat.