Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tak Khawatir Lawan Fredrich Yunadi di Praperadilan

Kompas.com - 18/01/2018, 16:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fredrich Yunadi, tersangka dugaan menghalangi dan merintangi penyidikan perkara e-KTP untuk kasus Setya Novanto mendaftarkan gugatan praperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan, pihaknya tidak khawatir dengan langkah Fredrich. Pengajuan gugatan praperadilan merupakan hak seorang tersangka.

"Silakan saja, praperadilan itu kan hak tersangka. Jadi, tidak ada kekhawatiran bagi kami," kata Febri, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

(Baca juga : Hari Ini, Fredrich Yunadi Daftarkan Praperadilan Lawan KPK)

KPK, lanjut Febri, tentu akan menghadapi sesuai dengan ketentuan dalam hukum acara yang berlaku.

KPK selanjutnya menunggu surat pemberitahuan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait pendaftaran gugatan praperadilan dari Fredrich.

"Kami tunggu dulu surat tersebut, kalau nanti sudah diterima, termasuk juga isi dari permohonnan praperadilan itu sudah kami ketahui, tentu akan kami bahas dan siapkan bahan-bahannya," ujar Febri.

(Baca juga : Pengacara Novanto Tolak Permintaan Fredrich Yunadi soal Boikot KPK)

KPK menyatakan punya lebih dari dua alat bukti yang cukup untuk menjerat Fredrich pada kasus ini.

Salah satunya bukti visual terkait siapa yang datang ke RS Medika Permata Hijau sebelum kecelakaan Novanto terjadi, dan siapa yang berkoordinasi dengan pihak RS.

Meski ada gugatan praperadilan, Febri menyatakan KPK tetap fokus pada penyidikan atas kasus Fredrich.

"Yang pasti sekarang kami fokus lakukan proses penyidikan dugaan perbuatan menghalang-halangi penanganan kasus korupsi," ujar Febri.

Kompas TV Fredrich Yunadi mengajukan gugatan praperadilan melawan komisi pemberantasan korupsi. Gugatan didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Kamis (18/1).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com