JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat, ada sesuatu mengganjal dari Presiden Joko Widodo terkait reshuffle kali ini, Rabu (17/1/2018) kemarin.
"Kemarin saya melihat prosesi pelantikan. Saya tidak melihat roman muka segar pada wajah Jokowi. Terlihat tidak rileks air mukanya," ujar Hendri kepada Kompas.com, Kamis (18/1/2018) siang.
"Dalam komunikasi politik, itu menggambarkan bagaimana Pak Jokowi mempertimbangkan masak-masak apa yang dia putuskan hari itu. Atau mungkin masih ada sesuatu yang mengganjal dalam reshuffle," lanjutnya.
Satu-satunya hal yang menurut Hendri mengganjal Jokowi berkaitan dengan reshuffle adalah mempersilahkan Airlangga Hartarto merangkap jabatan, yakni sebagai Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
Di sisi lain, jabatan Menteri Sosial yang sebelumnya dipegang Khofifah Indar Parawansa diberikan kepada Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar.
"Mungkin (pelantikan) yang paling tidak ada perdebatan adalah pelantikan KSAU dan Wantimpres. Masuknya Moeldoko menggantikan Teten juga jadi pertanyaan, tetapi ya sudah itu saja tidak jadi masalah," ujar Hendri.
"Hanya keputusan memberikan posisi Mensos kepada Golkar, sementara di sisi lain Airlangga tetap dipertahankan sebagai Menperin, itu yang menurut saya akan tetap menjadi pertanyaan (publik)," lanjutnya.
(Baca juga: Jokowi Izinkan Airlangga Hartarto Rangkap Jabatan, Ini Alasannya)
Hendri menilai, Jokowi sadar keputusannya itu akan jadi sasaran kritik. Apalagi, alasan Jokowi bahwa Airlangga merupakan orang yang paling kompeten di bidangnya bukan alasan yang kuat. Sebab, publik masih belum bisa melihat prestasi Airlangga sebagai Menperin.
"Prestasinya sebagai Menperin belum bisa dibaca orang dan belum terlihat nyata. Maka itulah yang saat ini jadi pertanyaan. Komitmen Jokowi dalam mempertahankan prinsip kabinetnya," lanjut Hendri.
"Reshuffle" dan rangkap jabatan
Diberitakan, Presiden Jokowi kembali melakukan perombakan kabinet di pengujung masa jabatannya. Berbeda dengan dua kali reshuffle sebelumnya, kali ini menteri yang diganti jauh lebih sedikit.
Tak ada juga pengumuman ke publik terlebih dulu layaknya dua kali reshuffle sebelumnya. Menteri dan pejabat yang baru hasil reshuffle langsung dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu pagi.
Mereka adalah Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, dan Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Idrus menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang maju dalam Pilkada Jawa Timur. Moeldoko menggantikan Teten Masduki yang digeser menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden. Sementara Agum Gumelar menggantikan Hasyim Muzadi yang meninggal.
(Baca juga: Reshuffle, Komitmen yang Dilanggar, dan Persiapan Pilpres 2019)
Namun, dari nama-nama yang baru masuk dan diganti, sorotan justru tertuju pada nama yang tidak diganti Jokowi. Nama itu adalah Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian yang juga Ketua Umum Partai Golkar.