Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oesman Sapta: Pak Wiranto Bukan Anak Kemarin yang Bisa Dibohongi

Kompas.com - 17/01/2018, 16:14 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto bukan sosok yang gampang dibohongi.

Pernyataan itu diungkapkannya terkait polemik internal yang tengah terjadi di Hanura.

Konflik internal ini membuat Hanura terpecah menjadi dua kubu.

"Pak Wiranto kan bukan anak kemarin yang bisa dibohong-bohongi. Pak Wiranto mengambil kebijakan yang mengatakan tidak ada Munaslub," kata Oesman Sapta, di Hotel Manhattan, Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Baca juga: Kisruh Hanura, Dua Kubu Saling Klaim Dukungan Wiranto

OSO mengatakan, Wiranto menolak penunjukan Wakil Ketua Umum Partai Hanura Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Hanura kubu "Ambhara".

Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto saat deklarasi mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pasangan capres-cawapres Pemilu 2014 di kediaman Megawati Soekaroputri, Jakarta, 19 Mei 2014. PDIP, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura sepakat berkoalisi mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto saat deklarasi mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pasangan capres-cawapres Pemilu 2014 di kediaman Megawati Soekaroputri, Jakarta, 19 Mei 2014. PDIP, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura sepakat berkoalisi mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Pak Wiranto menolak versi Ambhara, Ketum Ambhara. Itu haknya Pak Ketua Dewan Pembina. Karena mungkin Pak Wiranto telah mempelajari semua masalah," ujar OSO.

Konflik internal Hanura berawal dari dilayangkannya mosi tidak percaya oleh 27 DPD dan lebih dari 400 DPC Hanura. Melalui mosi tidak percaya ini, mereka memberhentikan Oesman Sapta sebagai Ketua Umum Hanura.  

Baca juga: Oesman Sapta Senang, Masih Banyak DPD dan DPC Hanura Dukung Dirinya

Mosi tidak percaya ini diduga karena adanya kewajiban mahar politik bagi calon legislatif yang akan maju dari Partai Hanura.

Pada Senin (15/1/2018), sejumlah pengurus Partai Hanura mengadakan rapat di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan.

Rapat memutuskan untuk memberhentikan OSO dari jabatannya atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang menyampaikan mosi tidak percaya tersebut.

Baca: Oesman Sapta Klaim Wiranto Dukung Kepemimpinannya di Hanura

Wakil Ketua Umum partai Hanura Marsekal Madya (Purn) Daryatmo ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.

Menyikapi hal ini, OSO menyatakan perlawanan. Tindakan itu dinilainya telah merusak partai. 

OSO kemudian mencopot Sarifuddin Sudding dari posisi Sekretaris Jenderal Hanura karena dianggap melanggar disiplin organisasi dan ikut ambil bagian dalam pemecatan terhadapnya.

OSO mengangkat Sekjen Hanura yang baru, Herry Lontung.

Kompas TV Pada HUT Hanura, presiden sempat memuji Hanura sebagai partai yang tidak pernah kisruh.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com