Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati Dulu Pernah Direndahkan Penyidik Kejagung, tapi Kini Dihormati

Kompas.com - 07/01/2018, 20:14 WIB
Abba Gabrillin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita banyak hal tentang pengalaman hidupnya saat berpidato. Hal tersebutu dia sampaikan ketika hendak mengumumkan calon-calon gubernur dan wakil gubernur di Kantor DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).

Presiden kelima RI tersebut memang telah melewati berbagai era pemerintahan, termasuk menjadi salah satu tokoh dalam jatuhnya era Orde Baru. Mega pun menceritakan sedikit pengalamannya saat pernah diperiksa oleh penegak hukum.

Menurut Mega, ia pernah beberapa kali dipanggil polisi. Mengingat peristiwa tersebut, Mega menyebut dirinya cukup unik.

Sebab, pada suatu saat ia bisa dibenci oleh orang, tapi bisa juga dirindukan dan dikejar oleh orang-orang pada waktu yang lain.

Baca juga : Megawati: PDI-P Disebut Partai Polisi, Apa Tidak Marah Pak Tito?

Menurut Mega, suatu kali ia pernah diperiksa oleh penyidik polisi di Gedung Bundar Kejaksaan Agung.

"Gedung Bundar saya pikir apa, ternyata memang gedungnya yang berbentuk bundar," kata Mega sambil tertawa.

Menurut Mega, saat itu penyidik yang memeriksanya bertanya, apakah dia tergabung dalam sebuah partai terlarang.

"Saya bilang, nama saya kan ini. Bapak saya Soekarno, coba lihat sejarah, bapak tahu sejarah enggak?" Kata Mega saat mengulang kata-katanya di hadapan penyidik.

Beberapa tahun kemudian, menurut Mega, ia terpilih menjadi Presiden RI. Pada suatu kesempatan, dilakukan upacara yang dihadiri sejumlah penegak hukum.

Baca juga : Respons Megawati saat Bung Karno, Jokowi hingga PDI-P Dituduh Komunis

Mega yang menjabat sebagai Presiden kemudian bertanya kepada Jaksa Agung pada saat itu. Mega bertanya, apakah penyidik yang pernah memeriksanya dulu hadir dan mengikuti upacara.

Menurut Mega, Jaksa Agung mengatakan bahwa penyidik tersebut hadir. Sambil menunjukkan wajah pucat, menurut Mega, Jaksa Agung menanyakan apa yang harus dilakukan dengan penyidik tersebut.

"Jaksa Agung bilang, 'Mau diapakan Bu? Saya bilang, 'Ya sudah enggak apa-apa, memangnya mau saya apakan?'. Wahhh, saat itu senang lah saya. Begitu cara dia dulu ngelihat saya, di sini sekarang dia beri hormat sama saya," kata Mega sambil tertawa.

Kompas TV PDI Perjuangan Minggu (7/1) siang mengumumkan lima pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan bertarung dalam Pilkada 2018.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com