Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Hoaks dan Isu SARA Jelang Pilkada, Polri Kerahkan Kekuatan Siber

Kompas.com - 04/01/2018, 11:55 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasito mengatakan, kepolisian juga mengantisipasi adanya pelanggaran pidana melalui media sosial menjelang Pilkada Serentak 2018.

Seperti yang terjadi pada Pilkada 2017, dunia maya menjadi salah satu wadah bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya dengan menyebarluaskan ujaran kebencian, hoaks, dan konten berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Untuk antisipasi SARA, dengan dibentuknya Biro Multimedia di Humas, dibentuknya Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, kami harap paling tidak bisa mereduksi, mengurangi," ujar Setyo, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Baca juga: Menkominfo: Tugas Badan Siber Bukan Tangani Hoaks

Setyo mengatakan, penggunaan internet di Indonesia luar biasa. Jumlah pengguna yang terdeteksi sebanyak 131 juta orang. Jumlah ini bisa jadi lebih besar jika satu orang memiliki lebih dari satu akun.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo WasistoKOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto
Polri juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk membendung penyebaran kejahatan di dunia maya.

"Ketika masyarakat dapat hal yamg akan mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat laporkan ke kepolisian terdekat," kata Setyo.

Setyo mengatakan, dalam waktu dekat, Polri berencana membentuk unit Direktorat Tindak Pidana Ainer di setiap Polda.

Selain itu, untuk menangkal isu hoaks maupun konten negatif di media sosial, maka Biro Multimedia seperti di Divisi Humas Polri akan ditempatkan pula di masing-masing Polda.

Baca: 11 Kasus Ujaran Kebencian dan Hoaks yang Menonjol Selama 2017

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, potensi kerawanan keamanan jelang Pilkada Serentak 2018 dimulai sejak pasangan calon mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum. Kemudian, dilanjutkan dengan rangkaian kampanye.

Saat itu, kata Tito, masyarakat mulai terpecah karena dukungan politiknya.

Pada tahapan kampanye, Polri mengantisipasi adanya gesekan antar-pendukung, politik uang, manuver politik petahana, serta kampanye hitam dengan isu SARA atau hoaks.

Demikian pula ketika pasangan calon terpilih sudah disahkan, ancaman gangguan keamanan belum tentu langsung hilang.

Tito mengatakan, masih ada kemungkinan penolakan pengesahan tersebut disertai dengan pengerahan massa.

Kompas TV Kementerian Komunikasi dan Informasi akan membentuk panitia pereda isu SARA di media sosial bersama platform penyedia media sosial.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com