Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Jangan Pilih Kepala Daerah karena Uangnya, Tetapi Programnya

Kompas.com - 03/01/2018, 17:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan bahwa pihaknya akan mengantisipasi terjadinya politik uang dalam Pilkada 2018.

Ia mengatakan, kesadaran demokrasi masyarakat Indonesia belum utuh sepenuhnya.

Segelintir orang masih menghalalkan adanya politik uang, baik pihak penguasa maupun masyarakat sipil.

"Masyarakat jangan hanya berorientasi pilih kepala daerah yang hanya bayar saja, tapi karena programnya," ujar Tito di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Oleh karena itu, Tito menganggap perlu adanya langkah pencegahan agar masyarakat tidak mudah tergiur uang dari calon kepala daerah.

Begitu juga pendidikan terhadap partai politik agar kekuasaan tak diperoleh dengan mahar politik.

"Kedua, calon kepala daerah tidak harus menyiapkan dana besar untuk bayar sana sini," kata Tito.

(Baca juga : Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil Dianggap Kepala Daerah Terpegah 2017)

 

Tito mengaku telah berkoordinasi dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membentuk satuan tugas politik uang.

Satgas tersebut nantinya akan lebih memaksimalkan penindakan pelaku politik uang, baik pemberi maupun penerima.

Tito mengatakan, sistem pemilihan kepala daerah saat ini punya sisi positif. Masyarakat memiliki hak politik untuk memilih sendiri calon kepala daerahnya.

Namun, di sisi lain, hal tersebut dimanfaatkan segelintir orang yang belum memahami betul hak politik dalam demokrasi.

"Saya pernah jadi Kapolda Papua, masyarakat kadang tidak melihat program. Yang penting datang ke sini bawa uang enggak. Di Jakarta itu juga bisa terjadi, masyarakat bawah tidak paham program ini, itu," kata Tito.

"Tujuan kita menekan money politic agar hasil Pilkada demokrasi kita lebih berkualitas," lanjut dia. 

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan perwira Polri berhak ikut pilkada karena hak berpolitik dimiliki semua warga negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com