Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Nilai Deddy - Dedi Bisa Jadi Pemersatu Masyarakat Jabar

Kompas.com - 30/12/2017, 11:09 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah alasan melatari Partai Golkar untuk memasangkan kadernya, Dedi Mulyadi, dengan Deddy Mizwar untuk Pilkada Jawa Barat 2018.

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I DPP Partai Golkar, Bobby Adhitio Rizaldi mengakui, kecenderungan partainya mengusung Deddy Mizwar memang lebih besar ketimbang figur lainnya. Namun, hal itu belum diputuskan oleh partai.

"Sampai saat ini belum diputuskan. Komunikasi politik sedang dibangun bersama Pak Nusron (Wahid) sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar dan Dedi Mulyadi sendiri sebagai Ketua DPD Provinsi Jabar," ujar Bobby melalui pesan singkat, Sabtu (30/12/2017).

Salah satu pertimbangan Golkar untuk mendukung duo DM adalah karena mempertimbangkan kesinambungan pemerintahan dimana Deddy Mizwar saat ini juga menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat.

(Baca juga : Curhat Deddy Mizwar Usai Santap Ubi Rebus Bersama Syaikhu)

Di samping itu, keduanya juga memiliki elektabilitas yang tinggi. Golkar berharap, sinergi modal elektoral Deddy dan Dedi nantinya bisa dianggap sebagai representasi suara mayoritas di Jabar.

Adapun alasan lainnya adalah karena keduanya dinilai bisa saling melengkapi dan mampu meredam suhu politik jelang Pemilu Presiden 2019.

"Deddy-Dedi dimajukan untuk bisa menjadi pemersatu masyarakat Jabar," kata Anggota Komisi I DPR itu.

Belakangan, nama perwira tinggi Polri, Anton Charliyan juga disebut menjadi salah satu yang potensial mendampingi Dedi Mulyadi. Namun, Bobby membantah kabar tersebut.

"Pak Anton kami belum memiliki data elektabilitasnya bila disimulasikan dengan Dedi Mulyadi," ujarnya.

(Baca juga : Alasan Demokrat Sandingkan Deddy Mizwar dengan Dedi Mulyadi)

Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, Koalisi Sajajar yang dihuni Partai Golkar dan Partai Demokrat sepakat mengusung Duo DM (Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar) sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Jabar 2018.

“Progressnya kita sudah menandatangani kesepakatan bersama antara DPD I Golkar Jawa Barat dan DPD Demokrat Jawa Barat, tentu sama-sama mengusung satu pasangan calon yaitu dua DM,” ujar Dedi saat ditemui di Hotel Aston, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (29/12/2017).

Namun, sambung Dedi, posisi calon gubernur dan calon wakil gubernur dari dua DM masih dalam tahap negosiasi.

Dedi menambahkan, kedua parpol sebenarnya sudah menemui kesepahaman sementara terkait posisi bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Namun hal tersebut belum bisa dipublikasikan sebelum ada persetujuan dari tingkat pusat.

Kompas TV Peta politik pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat berubah setelah Golkar menarik dukungan kepada Ridwan Kamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com