Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Konflik Pilkada dengan Calon dari TNI-Polri Dinilai Lebih Tinggi

Kompas.com - 28/12/2017, 08:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota TNI-Polri akan maju dalam politik Pilkada Serentak 2018 di sejumlah daerah. 

Menurut anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum RI (Bawaslu RI) Fritz Edward Siregar, potensi konflik di daerah yang diikuti calon dengan latar belakang TNI-Polri lebih besar.

Alasannya, ada persoalan netralitas dan dukungan terhadap mantan anggota kedua institusi tersebut.

Baca juga: Jenderal TNI-Polri Ikut Pilkada, Harus Serahkan Tiga Dokumen Ini

"Adanya kontestasi antara pihak-pihak ini menurut kami prosesnya harus dilihat secara hati-hati. Karena potensi konflik yang muncul itu pasti akan tinggi sekali di daerah-daerah di mana ada anggota TNI-Polri yang akan maju sebagai calon kepala daerah," kata Fritz, di Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Fritz Edward Siregar memantau penyerahan kembali dokumen pendaftaran sejumlah partai politik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Senin (20/11/2017).KOMPAS.com/ESTU SURYOWATI Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Fritz Edward Siregar memantau penyerahan kembali dokumen pendaftaran sejumlah partai politik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Fritz mengatakan, meski regulasi membolehkan ASN dan TNI-Polri langsung mengundurkan diri dari jabatan ketika mendaftar sebagai calon kepala daerah, masih ada residu pengaruh kekuasaan.

"Dia masih punya mantan anak buah, dia masih punya hubungan dengan pengusaha, dia masih punya hubungan dengan pimpinan daerah lainnya, sehingga ketidaknetralan itu kemungkinan bakal terjadi," kata Fritz.

Baca: Jenderal TNI-Polri Ikut Pilkada, Bawaslu Imbau Tak Ada yang Curi Start

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, Bawaslu tengah menggodok peraturan yang khusus mengatur rambu-rambu pencalonan dari TNI-Polri. Regulasi ini ditargetkan selesai pada pertengahan Januari 2018.

"Kemudian, kami sedang menjajaki pertemuan dengan Panglima TNI. Selama ini kan kita fokus (berkomunikasi) dengan Kapolri, misalnya soal Sentra Gakumdu bersama Kejaksaan," kata Fritz.

"Kami harus berhubungan dengan Panglima TNI karena kami akan meminta bantuan POM (Polisi Militer)," kata dia. 

Beberapa jenderal akan maju Pilkada 2018 dengan diusung sejumlah partai politik.

Panglima Kostrad Letjen Edy Rahmayadi (bertopi adat) mengaku serius dan siap maju menjadi gubernur Sumatera Utara, Minggu (17/9/2017)KOMPAS.com / Mei Leandha Panglima Kostrad Letjen Edy Rahmayadi (bertopi adat) mengaku serius dan siap maju menjadi gubernur Sumatera Utara, Minggu (17/9/2017)

Mereka adalah Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Murad Ismail di Pilkada Provinsi Maluku, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Safaruddin di Pilkada Provinsi Kalimantan Timur, Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Irjen Anton Charliyan di Pilkada Provinsi Jawa Barat, dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw di Pilkada Papua.

Sementara, dari unsur TNI, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat TNI Letjen Edy Rahmayadi akan ikut berkontestasi pada Pilkada Sumatera Utara.

Kompas TV Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengisyaratkan akan melepas Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi maju dalam Pilgub Sumut 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com