Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jusuf Kalla Kebingungan Tangani Korban Bencana Tsunami

Kompas.com - 27/12/2017, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenang kejadian Tsunami Aceh yang terjadi 13 Tahun silam. Saat itu, Kalla dihadapkan pada situasi sulit soal pengurusan jenazah dari korban-korban bencana tsunami.

Proses pemakaman korban pada saat itu memerlukan waktu yang cepat agar tidak menimbulkan penyakit baru bagi korban selamat. Di sisi lain, proses pemakaman yang menggunakan kain kafan menghabiskan waktu lama.

Ia menilai sejatinya para korban bencana tsunami tergolong mati syahid, sehingga tak perlu diberi kain kafan. 

"Bahwa yang meninggal itu syahid, karena itu tidak perlu disalatkan dan dikafankan," ujar Kalla saat berbincang di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (26/12/2017).

Kalla mengatakan pada saat itu perlu dilakukan tindakan cepat terhadap para korban tsunami.

Baca juga : Kartu Indentitas yang Menjadi Saksi Bisu Bencana Tsunami Aceh

Ratusan ribu jenazah akan membusuk bila tidak segera dimakamkan.

Saat itu, dia meminta pendapat ulama. Namun, akibat tsunami, banyak ulama yang tak bisa dihubungi dan sulit ditemukan. 

‎"Jadi saya panggil, saya kasih tahu, panggil ulama-ulama, tapi dicari tidak ada satu pun ketemu, karena dia menyelamatkan diri juga, dan handphone tidak ada yang hidup, jadi tidak ketahuan dimana, di kampungnya juga," katanya.

‎Karena bingung jenazah akan membusuk, Kalla mengaku pada saat itu akhirnya ia mengambil keputusan.

Baca juga : 13 Tahun Melawan Lupa Perihnya Dampak Tsunami Aceh

Keputusan harus diambil karena pada saat itu ia merupakan pejabat tertinggi yang berada di Aceh.

‎"Dulu pendapat saya ini syahid, karena itu tidak perlu dikafankan, tidak perlu dimandikan, tidak perlu disalatkan, kalaupun mau, bagaimana caranya? Bagaimana? Setuju, tapi Azwar Abu Bakar (Gubernur Aceh) minta tertulis,‎" katanya.

Bencana Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004 silam. Bencana tersebut menelan korban 230.000-280.000 jiwa, sehingga termasuk bencana terburuk sepanjang sejarah.

Catatan:
Artikel ini sudah tayang sebelumnya di laman Tribunnews.com dengan judul Cerita Jusuf Kalla Ambil Keputusan Tangani Korban Tsunami Aceh 13 Tahun Silam. 

Kompas TV 13 tahun silam, gempa dan tsunami melanda Aceh. Meski sempat terpuruk, tetapi masyarakat Aceh perlahan bangkit dan mulai berbenah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Nasional
Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi 'Online' Pekan Depan

Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi "Online" Pekan Depan

Nasional
Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Nasional
Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Nasional
Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Nasional
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Nasional
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Nasional
Kubu Prabowo Anggap 'Amicus Curiae' Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Kubu Prabowo Anggap "Amicus Curiae" Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Nasional
Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com