JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal memastikan bahwa perayaan Natal pada 24 hingga 25 Desember 2017 lalu berlangsung lancar.
Tidak ada pelanggaran hukum berarti maupun situasi yang membuat masyarakat resah. Termasuk nihilnya sweeping yang dilakukan organisasi masyarakat tertentu terkait atribut natal.
"Dari hasil evaluasi pengamanan ibadah Natal, tidak ada aksi teror, tidak ada sweeping," ujar Iqbal di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Sebab, saat jelang Natal 2016 lalu, ada kelompok masyarakat yang menyisir penggunaan atribut natal di tempat umum.
Di samping itu, ada pula beberapa perusahaan yang mengharuskan karyawannya agar memakai atribut Natal.
Tahun ini, kedua hal tersebut tidak terjadi.
"Tidak ada juga pemaksaan kehendak oleh pengelola apapun, pusat perbelanjaan dan lain-lain yang memaksakan untuk menggunakan atribut Natal," kata Iqbal.
(Baca juga: Pasca-Natal, Polisi Fokus Pengamanan Obyek Wisata hingga Pusat Perbelanjaan)
Iqbal menyebut Operasi Lilin sejauh ini berhasil karena tak ada kejadian menonjol.
Polri juga melibatkan personel TNI, elemen masyarakat, dan organisasi keagamaan untuk menjaga keamanan agar situasi kondusif.
Ia berharap kondisi seperti ini akan berlangsung hingga Operasi Lilin berakhir pada 2 Januari 2018.
"Temen-teman dari ormas Islam, dari ormas kepemudaan sepakat untuk kita amankan ibadah natal ini karena bangsa Indonesia kita beda, tapi kita tunjukan bahwa kita bangsa toleran," kata Iqbal.
Dari segi lalu lintas, Iqbal menyebut tak ada hambatan berarti. Sejauh ini belum terlihat penumpukan kendaraan di sejumlah wilayah rawan macet seperti jalur pantura, Cikopo, dan Brebes. Begitu pula di Jakarta.
Meski di area gereja saat misa Natal lumayan padat, namun kemacetan berhasil diurai dengan baik.
"Kita sedang mengumpulkan strategi yang tidak boleh dikurangi dan diperkuat sampai pergantian malam tahun baru," kata dia.