Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Libur, Tetap Waspada Potensi Bencana

Kompas.com - 21/12/2017, 18:30 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, pemerintah dan masyarakat diimbau tetap waspada sebagai bentuk mitigasi bencana. Dengan begitu, musim liburan dapat dijalani dengan aman dan nyaman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang akan menghabiskan waktu liburan akhir tahun mewaspadai potensi bencana selama musim hujan, seperti banjir dan tanah longsor.

Langkah utama mencegah banjir dan genangan adalah dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

"Genangan dan banjir bisa hilang kalau kita menjaga lingkungan. Hujan biarlah turun dan kalau lingkungan bagus, airnya bisa mengalir ke laut," kata Deputi Kepala BMKG Bidang Klimatologi Herizal dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (21/12/2017).

Baca: Ini Prakiraan Umum Cuaca Tahun Depan

Selain itu, masyarakat perlu memperhatikan kelestarian kawasan rawa. Menurut Herizal, rawa-rawa sebagai tempat transit air hujan sebaiknya dikonservasi.

"Karena kalau rawa-rawa tidak dipedulikan, maka air dapat menggenangi halaman rumah kita," ujarnya.

Awan gelap juga patut diwaspadai selama musim hujan. BMKG juga memperkirakan potensi terjadinya hujan es.

"Ketika musim hujan, kalau melihat ada awan gelap, sebisa mungkin hindarilah tempat-tempat yang atapnya kurang kuat, mengingat ada hujan es," katanya.

Baca: Selama Setengah Jam, Kota Depok Dilanda Hujan Es

Menurut Herizal, jika masyarakat waspada, maka mereka akan tetap aman selama musim hujan selama libur Natal dan Tahun Baru 2018 ini.

"Musim ini tidak perlu ditakuti, hanya masyarakat harus bisa menyesuaikan saja dengan kondisi lingkungan," ujarnya.

Berdasarkan data BMKG, sampai saat ini sebanyak 319 zona musim (ZOM) atau sekitar 93,27 persen sudah memasuki musim hujan. Sisanya, 23 ZOM atau sekitar 6,73 persen, masih mengalami musim kemarau.

“Sekarang ini, 93,27 persen memasuki musim hujan, hanya 6,73 persen yang masih kemarau,” paparnya.

Genangan air di teowogan seberang BNN arah UKI dan Halim bikin lalu lintas macet, Selasa (12/12/2017)stanly Genangan air di teowogan seberang BNN arah UKI dan Halim bikin lalu lintas macet, Selasa (12/12/2017)

Mengenai puncak musim hujan, Herizal mengungkapkan, setiap daerah memiliki prediksi yang berbeda. Puncak musim hujan di Pulau Jawa dan Bali diprediksi jatuh pada Januari hingga Februari 2018 mendatang, meski saat ini hujan cukup intensif terjadi di Jakarta.

“Sebagian besar (provinsi di) Sumatera sudah mulai musim hujan pada Desember. Jawa dan Bali itu Januari hingga Februari (2018). Kalau NTT, Maret (2018),” kata Herizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com