Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Mus Raih Yap Thiam Hien Award 2017

Kompas.com - 21/12/2017, 16:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - KH Ahmad Mustofa Bisri terpilih sebagai peraih Yap Thiam Hien Award tahun 2017.

Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini dinilai sudah memperjuangkan hak asasi manusia melalui ajaran agamanya.

Ada 5 orang dewan juri Yap Thiam Hien Award pada tahun ini. Mereka adalah Makarim Wibisono (diplomat senior), Siti Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), Yoseph Stanley Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Zumrotin K Susilo (aktivis perempuan dan anak) serta Todung Mulya Lubis (Ketua Yayasan Yap Thiam Hien).

Baca juga: Gus Mus: Saya Baca Puisi karena Gus Dur

Proses penentuan peraih Yap Thiam Hien Award 2017 diawali dengan mengumpulkan kandidat yang dihimpun dari jaringan/komunitas dan masyarakat luas sejak Mei 2017.

Awalnya, ada 34 nama yang muncul, dan terus mengerucut menjadi 4 nama.

"Akhirnya, pada sidang dewan juri kedua yang dilaksanakan 11 Desember 2017, kami sepakat memilih KH Ahmad Mustofa Bisri sebagai peraih Yap Thiam Hien Award 2017," kata Todung Mulya Lubis saat jumpa pers bersama dewan juri lainnya, di Jakarta, Kamis (21/12/2017).

Juri Yap Thiam Hien Award 2017 dari kiri ke kanan: Yosephey Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Todung Mulya Lubis (Ketua Yayasan Yap Thiam Hien),  Siti Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), dan Makarim Wibisono (diplomat senior).KOMPAS.com/Ihsanuddin Juri Yap Thiam Hien Award 2017 dari kiri ke kanan: Yosephey Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Todung Mulya Lubis (Ketua Yayasan Yap Thiam Hien), Siti Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), dan Makarim Wibisono (diplomat senior).

Todung mengatakan, Gus Mus memang tidak pernah dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia. Ia lebih dikenal sebagai kiai, pimpinan pondok pesantren, dan budayawan.

"Namun buat saya, Gus Mus dengan semua karyanya, dengan semua sepak terjangnya, keterlibatannya, adalah seorang pejuang hak asasi manusia," kata Todung.

Todung mengatakan, Gus Mus juga telah berjasa memperkuat hak beribadah dalam keyakinan setiap pribadi masing-masing.

Gus Mus adalah muslim toleran yang menghargai agama minoritas, bahkan aliran kepercayaan yang statusnya tidak diakui pemerintah.

"Dia tidak bersuara lantang seperti Munir, Yap Thiam Hien, ataupun Adnan Buyung. Tapi dalam puisi, dalam ceramahnya, selalu meneguhkan komitmen untuk pluralitas dan kemajemukan," kata Todung.

Baca: Gus Mus: Jaga Rumah Kita, Jangan Ngotot

Todung menambahkan, terpilihnya Gus Mus juga mempertimbangkan konteks politik Indonesia kekinian. Kondisi di mana agama kerap dijadikan alat politik untuk meraih kekuasaan.

"Dia concern dan prihatin melihat agama dipolitisasi, dijadikan alat politik. Dia tidak mengerti kenapa agama masuk dalam politik dengan vulgar," kata Todung.

Penghargaan Yap Thiam Hien Award 2017 ini rencananya akan diserahkan langsung kepada Gus Mus dalam sebuah acara seremoni yang digelar pada 24 Januari 2018 mendatang.

Kompas TV Safari Bulan Suci Ramadhan Kapolri dimulai dengan mengunjungi Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com